Home

Mei 10, 2012

Syeikh Ayman : AS Berpura-Pura Menyesal atas Pembakaran Al Qur'an


Amir Al Qaeda, Syeikh Ayman az-Zawahiri hafidzahullah menolak permintaan maaf AS atas pembakaran Al Qur'an di pangkalan militer di Afghanistan dan menambahkan bahwa Amerika "berpura-pura menyesal".

"Tentara salib sekali lagi mengulangi kejahatan mereka dengan menghina Al Qur'an dan sekali lagi mengejek utusan Allah," ujar Syeikh Ayman dalam pesan terbarunya yang berdurasi hampir tujuh menit yang disebarkan pada Rabu (9/5/2012) seperti dilaporkan Al Arabiya.


"Setelah setiap kejahatan mereka, mereka berpura-pura menyesal dan mereka mengklaim bahwa mereka akan menyelidiki apa yang terjadi, yang merupakan lelucon konyol yang diulang-ulang oleh Obama dan sekretarisnya," tambahnya.

Pada bulan Februari, ribuan pendemo Afghan menyerang basis militer AS terbesar di negara mereka, di Bagram, dekat Kabul, bereaksi terhadap laporan bahwa seorang tentara penjajah AS di dalam basis tersebut membakar Al Qur'an, kitab suci ummat Islam.

Sekitar 40 orang tewas dalam protes yang terjadi selama beberapa hari, termasuk di antaranya adalah tentara AS.

Pejabat Amerika mengklaim bahwa mereka menyita Al Qur'an dari tahanan karena mereka menggunakannya untuk berkomunikasi satu sama lain.  Insiden itu menyebabkan presiden negara penjajah haus perang, Amerika Serikat, Barack Obama "meminta maaf" atas apa yang dia sebut sebagai kesalahan.

Dalam video yang diposting di forum Islam, Syeikh Ayman mengecam permintaan maaf Obama.
"Tentara salib dan sekutu mereka menunjukkan lagi dan lagi kebencian dan iri mereka terhadap Islam, buku-buku Islam dan nabi ummat Islam," ujar Syeikh.

Dia mendesak ummat Islam di seluruh dunia untuk melawan musuh-musuh Allah dan musuh-musuh Rasul-Nya.Syeikh Ayman menyampaikan pesan serupa di bulan Maret, mendesak warga Afghanistan untuk bangkit melawan salibis setelah marinir AS terlihat dalam sebuah video mengencingi jenazah Mujahidin.

Pada bulan Februari, rekaman Syeikh mengungkapkan keputusan AS untuk memotong anggaran pertahanan adalah sinyal dari penurunan kekuatan Washington.

Sumber:
http://www.eramuslim.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar