Home

Mei 10, 2012

Sukhoi Jatuh karena Pilot Salah Perhitungan?


Lokasi hilangnya pesawat Sukhoi Superjet 100 telah diketahui. Pesawat nahas itu ditemukan di lereng Gunung Salak dan diduga mengalami total loss atau hancur total akibat benturan.

Hingga saat ini, penyebab jatuhnya pesawat buatan Rusia itu belum diketahui secara pasti. Padahal, pesawat itu datang ke Indonesia dalam rangka demonstrasi penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.

Lantas apa penyebab jatuhnya pesawat buatan Rusia itu?

"Kalau dari rangkaian keterangan pesawat itu minta turun dari ketinggian 10 ribu feet ke 6000 feet. Padahal itu berarti gunung sudah ada di depan mata," demikian jawab salah seorang pakar penerbangan, Dudy Sudibyo saat berbincang dengan mereka.com, Kamis (10/5).

Namun demikian, Dudy memprediksi sang pilot kala itu berpikir posisi pesawat sudah dekat dengan Bandara Halim Perdanakusuma. Sebab, sebelum hilang kontak, pesawat sempat menurunkan ketinggian dari 10 ribu feet ke ketinggian 6 ribu feet.

"Kalau dia tetap 10 ribu (feet) menurut saya dia tidak akan menabrak gunung. Kenapa dia minta? Dugaan saya karena dia sudah mau dekat ke Halim tapi saya tak tahu kenapa seperti itu," kata dia.

Seperti diketahui, pesawat yang hilang kontak sejak kemarin itu dikemudikan bukan oleh sembarang pilot. Aleksandr Yablontsev, warga negara Rusia, merupakan pilot tes senior yang juga mantan pilot tempur Uni Soviet. Dia bahkan pernah menjalani pendidikan sebagai kosmonot.

Pria bernama lengkap Aleksandr Nikolaevich Yablonstsev itu lahir di Warsawa, kini ibu kota Polandia, pada 1955. Di situs www.astronautix.com, dia tercatat pernah mendapat pelatihan misi luar angkasa, sehingga statusnya adalah kosmonot atau antariksawan Soviet.

Karir militernya dimulai sejak 1976, selepas lulus dari Sekolah Pilot Militer Armavir, Rusia. Pendidikan penerbangan lanjutan dia tempuh di Institut Penerbangan Moskow, lulus pada 1989.

Sepanjang 1989 hingga 1991, Yablonstsev mengikuti pendidikan pilot untuk program antariksa alias kosmonot. Dikabarkan dia pernah beberapa kali mengemudikan pesawat ulang-alik Buran selama periode itu.

Karirnya di militer selesai pada 1997. Setahun sesudahnya, dia mulai bekerja sebagai pilot penerbangan sipil di maskapai Rusia Transaero Airlines. Tidak ada data kapan dia mulai bekerja sebagai pilot untuk Sukhoi.

Sumber:
http://www.merdeka.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar