Pemikiran Manji benar-benar rusak dan liberal, bangga menyatakan dirinya lesbian, secara terbuka membela Israel, dan paling parah menuduh Rosulullah SAW merubah Al Qur’an. Inilah sosok yang dibela dan dipuji-puji oleh kelompok liberal.
“Aku harus jujur pada kalian semua. Hubunganku dengan Islam kurang begitu menyenangkan. Hidupku bergantung pada fatwa yang dikeluarkan oleh orang-orang yang mengklaim diri sebagai wakil Allah. Saat kurenungkan semua fatwa yang dilontarkan oleh para pemikir agama kita, aku merasa sangat malu.”
Itulah kutipan “Surat Terbuka” dari pembukaan tulisan Irshad Manji di bukunya yang berjudul “The Trouble with Islam Today”. Mungkin rakyat Indonesia banyak yang tidak tahu siapa itu Irshad Manji dan pemikiran-pemikiran feminismenya yang sangat liberal.
Nama ini, perlahan akrab ditelinga setelah beberapa hari ini namanya muncul di media cetak maupun online. Itu lantaran beberapa ormas Islam dan pihak kepolisian membubarkan acara bedah buku Irshad Manji yang berjudul Allah, Liberty & Love Komunitas Salihara, Jumat (4/5) Jakarta.
Siapakah Irshad Manji itu? Seperti Apakah pemikirannya terhadap Islam? Berikut penjelasannya.
Dari pengakuannya sendiri Irshad Manji mengatakan bahwa dirinya seorang lesbian. “Sebagaimana anda ketahui, saya adalah seorang lesbian dan saya tidak meminta persetujuan kaum muslim atas orientasi seksual saya. Saya hanya meminta persetujuan dari dua entitas saja: Sang Pencipta dan nurani saya,” jawab Manji saat ditanya pendapat dia tentang LGBT (lesbian, gay, bisexual dan transgender/transexual).
Lahir Di Uganda tahun 1968 silam, ayah Manji berasal dari India dan Ibu berasal dari Mesir. Saat berusia empat tahun keluarganya pindah ke Kanada. Dan telah menjadi berkewarganegaraan Kanada. Ia menyelesaikan pendidikannya di University of British Columbia.
Sejumlah buku liberal telah dikarangnya, seperti The Trouble with Islam Today, dan yang terbaru Allah Liberty and Love. (pemikiran liberal Irshad Manji banyak di publikasikannya di situsnya www.irshadmanji.com).
Dalam banyak statement yang dilontarkannya banyak mengarah pada pembangkangan terhadap kaidah-kaidah tafsir atau pemaknaan Al-Quran. Ketidakmampuan guru agama yang dia panuti dalam menjawab persoalan-persoalan akidah dan fikih membuat dirinya ragu akan keilmuan guru tersebut.
Dan yang lebih aneh dari Manji, dari pengalaman dia itu membuat dirinya menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya dengan cara menafsirkan seluruh dalil Al Quran dengan logikanya sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan tentang posisi laki-laki dan perempuan dalam Islam, kepemimpinan perempuan, jihad, dan lain sebagainya dijawab oleh dirinya sendiri dengan ‘sebarangan’ dan salah kaprah (berkonotasi negatif lainnya).
Tulisan dalam bukunya The Trouble with Islam Today Manji mengatakan.”Aku merasa mual. Apa pun budaya di tempat kaum muslim hidup, baik budaya pedesaan maupun budaya digital, dan apa pun generasinya, apakah disimbolkan oleh sebuah masjid tahun 1970-an untuk para imigran atau oleh sebuah kota yang sadar-informasi di milenium baru, Islam muncul sebagai sebuah agama tribal yang mengkhawatirkan. Kita memang memerlukan reformasi. Sungguh!,” tulisnya dalam buku tersebut.
Bahkan tanpa landasan mendasar dan ngawur Manji menuduh Rasulullah Muhammad SAW telah merubah Al-Quran. “Banyak yang tidak tahu bahwa para filsof Muslim selama ratusan tahun telah berbicara mengenai “ayat-ayat setan”, di mana Nabi menerima ayat-ayat Quran yang kemudian beliau sadari lebih memuja para berhala ketimbang Tuhan. Nabi lalu menghapus ayat-ayat tersebut – beliau mengedit Quran. Pertanyaan saya adalah: jika Muslim yang baik meneladani kehidupan Nabi dan Sunnah Nabi, maka bagian dari Sunnah adalah bahwa beliau mengedit Quran,” kata Manji.
Dengan bangga Manji menyebut dirinya muslim refusenik istilah dari kaum yahudi yang memperjuangkan kebebasan beragama dan kebebasan pribadi. Manji tidak mau di umpamakan sebagai robot yang secara otomatis melakukan tindakan atas nama Allah.
Bahkan dengan jelas Manji berpihak pada Israel dan berujar kalau Israel tidak boleh di “kambing hitamkan” untuk persoalan umat Islam di seluruh Dunia.
“Anda tidak dapat menyalahkan Israel atas semua permasalahan dunia Islam. Tiga dari empat Khulafa’ ar Rasyidin, para khalifah penerus Nabi Muhammad, dibunuh oleh sesama Muslim. Negara Israel belum berdiri saat itu. Pertikaian berdarah demi kekuasaan telah berkobar di dunia Islam sebelum penjajahan Barat dan negara Israel lahir, sebelum CIA, MTV, McDonald, dan Britney Spears ada. Saya juga ingin menjelaskan mengapa kita tidak dapat mengkambinghitamkan Israel atas semuanya – dengan pergi ke sana dan melihat kondisinya dengan mata kepala sendiri,” katanya.
Apa yang ditulis Manji dalam bukunya tidak lebih dari tulisan yang tak berbobot bin galau. Celakanya ia menghukumi islam dengan seenanya sesuai dengan keinginannya. Realitas yang buruk yang ia dapatkan, dari keluarganya dan dari contoh buruk lainnya. Menjadikan Manji jauh dari nilai-nilai kebenaran Islam yang hakiki. Seperti apa yang Ia tuliskan dalam tulisannya.
“Aku ingat ketika Ayah memukuli Tomasi, pelayan kami, dengan keras hingga menyebabkan lebam-lebam mengkilap di bagian-bagian tubuhnya yang legam. Meskipun aku, kedua saudara perempuanku, dan ibuku menyayangi Tomasi, tetapi kami akan ikut dihajar jika Ayah memergoki kami mengobati luka-lukanya. Aku tahu, hal serupa juga terjadi di banyak rumah tangga muslim lainnya… Banyak kaum muslim kurang menghargai martabat orang yang kulitnya lebih gelap daripada kulit kami. Tanpa perasaan, kami mengeksploitasi penduduk Afrika asli. Dan, tolong jangan katakan bahwa kami mempelajari kekejaman ini dari orang Inggris, sebab itu akan memunculkan pertanyaan: Kenapa kami tidak mempelajari cara memberi ruang gerak bagi orang kulit hitam yang berbakat wirausaha sebagaimana halnya orang Inggris telah memberikannya kepada kami?”
Kegalauan berfikir menyebabkan Manji jauh dari dalil-dalil Syar’i dalam berpendapat. Malah membuat dirinya terlalu jauh berdalih macam-macam tanpa landasan yang mendasar sebagai seorang muslim, hingga terlempar jauh kepemikiran sesat liberal khas Barat. Naudzubillah.
Sumber:
http://www.al-khilafah.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar