Home

Mei 03, 2012

Dibalik Seramnya Make Up Corpse Paint


Bagi mereka yang akrab dengan dunia musik bawah tanah pasti tak asing dengan gaya rias yang satu ini. Ya, corpse paint, sebuah gaya tata rias menyeramkan yang meniru pucatnya mimik mayat. Jika pembaca pernah melihat wajah drakula, pocongan, atau kuntulanak di film-film horor, maka seperti itulah gaya tata rias yang paling mendekati dengan tata rias corpse paint.

Corpse paint secara arti bahasa berarti lukisan mayat. Namun secara istilah, hanya tata rias kelompok musik underground black metal sajalah yang bisa dikatakan sebagai corpse paint. Meskipun suatu band metal beraliran selain black metal memakai gaya rias mayat atau hantu, namun jika aliran musiknya bukan black metal, maka riasannya tetap bukan dinamakan sebagai corpse paint.


Black metal sendiri, (entah gaya bermusik dan teatrikalnya adalah asli ataupun gimmick/tiruan) merupakan aliran musik super ekstrim yang sering diidentifikasi sebagai aliran musik penyembah setan. Salah satu identitas mereka jelas adalah corpse paint. Sebenarnya aliran black metal tidak melulu anti-christ atau satanis. Konon black metal merupakan refleksi kebudayaan paganis tradisional skandinavia yang coba dibangkitkan oleh anak-anak muda di akhir dekade 1980-an. Mereka menolak unsur-unsur semitik seperti monotheisme dan agama kristen.

Asal Mula Corpse Paint
Masih simpang siur tentang musisi mana yang pertama kali menggunakan corpse paint sebelum era black metal di akhir 1980-an dimulai. Pada awal-awal berkembangnya musik rock dari zaman hippies dan glam rock di awal 1970-an, sudah ada musisi-musisi yang menggunakan dandanan serupa corpse paint dalam aksi panggung mereka yang glamor dan teatrikal. Mereka adalah Arthur Brown, Alice Cooper dan grup musik KISS.

personil KISS, Gene Simmons seorang WN Israel

Pada awal 1980-an, dimana musik metal mulai bangkit dan mengembangkan ciri khasnya sendiri yang semakin agresif, King Diamond (vokalis band Mercyful Fate) bisa dibilang sebagai musisi pertama yang menggunakan dandanan corpse paint dalam aksi panggungnya. Meskipun pada zaman King Diamond, band black metal yang sejati belum ada. Hingga akhirnya dandanan ini benar-benar identik dan populer dengan genre musik black metal yang pada transisi dekade 80-an ke 90-an oleh band Mayhem yang sangat kontroversial.

Corpse Paint, Seram Luar Dalam
Perjalanan make up yang satu ini sebagai ikon fashion black metal sangat diwarnai kontroversi. Lihat saja penampilan King Diamond yang gemar membawa salib terbalik (sebagai simbol penghinaan terhadap monotheisme) dalam show-shownya. Serta lirik-lirik satanis dan paganis yang selalu mengiringi dandanan ini dalam setiap konser musik.

King Diamond

Belum juga sebuah cerita mengerikan yang digoreskan oleh Mayhem, salah satu band black metal yang mempopulerkan corpse paint. Pada 1991 vokalis grup tersebut (Per Yngve Ohlin aka Dead yang memang menderita kelainan mental) bunuh diri dengan kondisi kematian batok kepalanya hancur dengan bersimbah darah karena tembakan shotgun. Gilanya, tahun 1995 Mayhem merilis album mereka dengan cover foto yang memperlihatkan kondisi tersebut.

Yang tak kalah seru adalah kasus perseteruan internal dua personil Mayhem yang mengakibatkan Varg Vikernes (aka Count Grisnackh) akhirnya mendekam di penjara karena membunuh rekannya Oysten Aarseth (aka Euronymous). Varg Vikernes hingga kini dikenal dengan atribut Neopaganismenya.


Gimmick Atau Tidak, Sama Jeleknya
Akhirnya dengan status kawanan black metal yang tercitrakan out of the box, seperti halnya punk, emo dan lain-lainnya, membuat anak-anak muda yang labil meniru tindak-tanduk kawanan ini. Mereka berpikir aksi teatrikal ini keren. Mereka tidak paham bahwa penganut-penganut black metal di mata masyarakat memiliki penyimpangan-penyimpangan sedahsyat seperti yang terjadi pada tragedi Mayhem.

Mayhem

Adapula yang beralasan mengambil gaya black metal ini hanya gimmick atau tiruan saja. Di negara-negara yang berpenduduk Islam seperti Indonesia tentunya mudah bagi mereka untuk mengambil sikap anti-christ. Namun mereka tidak sadar bahwa muatan paganis yang ada di dalam corpse paint dan sejenisnya bisa membawa pada atribut-atribut kesyirikan yang jauh lebih parah daripada agama ahli kitab.

Rasulullah sendiri telah melarang kaum muslimin untuk menjauhi atribut-atribut kaum musyrikin dan kafir. Apalagi atribut black metal ini di mata sosial sangat menyimpang. Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang meniru suatu kaum maka dia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Daud yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban).

Sedangkan jika bukan gimmick alias berbuat kesyirikan, maka sangat jelas hukumnya. Keislaman yang ada menjadi batal. Sikap seorang muslim harus menjauhi bentuk-bentuk kesyirikan. Salah satu konsekuensi Syahadat Laa Ilaaha Illallah adalah an-Nafyu, yaitu menafikan segala bentuk sesembahan yang ada. Laa ilaaha illallaah menuntut kita untuk berlepas diri, menjauhi, dan meninggalkan empat hal : Alihah (sembahan-sembahan), Arbab (tuhan-tuhan pengatur), Andad (tandingan-tandingan), dan Thaghut.

Jadi mau gimmick atau tidak, tetap saja muatan-muatan kekafiran tetap saja dilarang dalam agama. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan didalam “ash Shiroth al Mustaqim” bahwa Imam Ahmad dan yang lainnya telah berargumentasi dengan hadits ini (seperti dikutip dari eramuslim). Hadits ini paling tidak menunjukkan pengharaman tasyabbuh (meniru-niru) mereka sebagaiamana didalam firman-Nya : “Dan barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi wali/pemimpin maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka.” (QS. Al Maidah : 51).

Sumber:
http://www.shoutussalam.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar