Home

Mei 06, 2012

Koboi Jalanan semakin Mencemaskan


AKSI koboi jalanan kembali terjadi. Kemarin, seorang pengusaha meregang nyawa setelah ditembak dua orang tak dikenal di Jl Kapten Tendean, Hegarmanah, Kota Bandung, Jawa Barat.

Korban bernama Husein Komara Mintarja, 40, warga Hegarmanah. Menurut keterangan saksi, saat kejadian, Husein berada di dalam mobil Toyota Land Cruiser di halaman rumahnya. Tiba-tiba datang pelaku yang mengendarai Toyota Avanza dan langsung menembak korban.

Korban sempat mengejar pelaku hingga jarak 150 meter. Namun, akibat tembakan di bagian dada kanan dan leher sebelah kiri, ia akhirnya tewas dan mobil yang dikendarai menabrak pembatas jalan.

Belum diketahui secara pasti motif penembakan tersebut. Dugaan sementara, menurut Kapolrestabes Bandung Kombes Abdul Rakhman Baso, pelaku membunuh korban karena dendam.

Abdul menambahkan, dari hasil penyelidikan, Husein ditembak dengan pistol FN kaliber 9 mm. ''Untuk pengembangan penyidikan, kami telah memeriksa sejumlah saksi,'' jelasnya.

Kejadian itu memperpanjang daftar aksi koboi jalanan akhir-akhir ini. Pada Kamis (3/5), Irwansyah Putra tewas di Jl Letda Sujono, Medan, Sumatra Utara, akibat ditembak Dedi Arianto Nasution, seorang residivis.

Ironisnya, warga Medan berusia 30 tahun itu meninggal hanya karena persoalan utang piutang senilai Rp1,5 juta. Pistol yang digunakan pelaku pun merupakan milik korban yang dicuri saat ia tengah mandi.

Aksi kekerasan juga dipertontonkan seorang kapten TNI-AD berinisial A di Jl Palmerah Selatan, Jakarta, Senin (30/4) siang. Ketika itu, ia melepaskan dua kali tembakan dan beberapa kali memukul seorang pengendara sepeda motor dengan tongkat.

Menurut Kepala Penerangan TNI-AD Brigjen TNI Pandji Sukho Hari Judho, insiden itu dipicu rebutan jalur jalan. Pandji juga mengatakan senjata yang dibawa pelaku hanya air soft gun.

Frustrasi sosial
Maraknya koboi jalanan belakangan ini, menurut kriminolog Universitas Padjadjaran Yesmil Anwar, merupakan dampak dari frustrasi sosial atas lemahnya penegakan hukum di Indonesia. ''Masyarakat tak lagi percaya hukum dapat menyelesaikan masalah. Orang pun jadi meyakini, kalaupun dia menjadi 'koboi', hukum tidak akan melakukan apa-apa.''

Yesmil menambahkan frustrasi sosial bersumber dari tekanan sosial, ekonomi, politik, hingga kehidupan sehari-hari yang kian tinggi. ''Masyarakat semakin mudah marah,'' jelasnya.

Aksi koboi jalanan, lanjut Yesmil, didukung pula oleh kemudahan akses mendapatkan senjata, baik legal maupun ilegal. Yang mengkhawatirkan, orang memegang senjata tak lagi untuk menjaga diri, tapi untuk mencederai orang lain.

Secara terpisah, Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mendesak pemerintah segera membentuk undang-undang yang mengatur kontrol senjata api dan bahan peledak. “Harus dilakukan pembatasan dalam penggunaan senjata api. UU harus dibentuk, kepemilikan senjata api oleh masyarakat sipil harus diaudit dan pengawasannya diperketat,” tegasnya

Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar