Lemahnya budaya di
Indonesia membuat negara tetangga Malaysia seakan mengambil keuntungan. Hal ini
terlihat setelah Malaysia mengklaim Batik, Tari Pendet, Wayang Kulit, Angklung,
Reog Ponogoro, Kuda Lumping, Keris, Rendang Padang, Gamelan Jawa, Tari Piring,
Ulos dan tor-tor.
Saat ini, Malaysia kembali mengajukan klaim terhadap tari tor tor dan ulos.
Pernyataan ini banyak mendapat penolakan dari berbagai pihak. Seperti halnya Ketua Patogar Kota Medan dan Ketua DPD Sumut Assosiasi Advokat Indonesia (AAI), Dr. Januari Siregar, SH, M. Hum.
Dia mengatakan tari tor-tor dan ulos adalah kepunyaan orang Batak dan tidak seharusnya pemerintah Indonesia tinggal diam dalam hal ini.
"Dari dulu, tarian tor-tor sudah dikumandangkan di tanah Batak dan setiap acara, tari tor-tor sudah dipersembahkan menjadi tarian adat dan tradisional Batak," katanya saat dihubungi www.tribun-medan.com, melalui selularnya, Senin (18/6).
Dikatakan Januari yang juga Ketua Persatuan Artis Penyanyi Penciptalagu Pemusik Republik Indonesia (PAPPPRI), menyatakan semua dunia tahu bahwa tari tor-tor kepunyaan Batak. Sekarang sambung Januari, orang Batak mempunyai nomor yang menandakan keturunan darah batak.
"Sekarang ada 20 nomor dari seluruh batak yang menandakan itu adalah generasi batak," ujarnya.
Bayangkan, sambungnya kalau ada 20 generasi dari Batak dan satu generasi itu 30 tahun, jadi sudah dari 600 tahun yang lalu, tor-tor sudah kepunyaan batak dan itu tidak bisa diganggu gugat.
Seharusnya, pemerintah Indonesia khususnya Sumut harus memperhatikan budaya. Dan apabila pemerintah lemah, pihaknya akan mengakomodir orang batak untuk bangkit dan mempertahankan budaya yang sudah tercipta saat batak masih belum punya agama.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Persatuan Artis Penyanyi Penciptalagu Pemusik Republik Indonesia, drg Natalina Hutabarat mengatakan marga orang batak itu sudah 17-20 keturunan, bayangkan sudah berapa ratus tahun marga batak ada di bumi nusantara dan tor-tor itu seumur marga batak.
"Jadi darimana sejarahnya tarian tor-tor itu kepunyaan Malaysia," katanya sembari mengatakan dalam hal ini pemerintah harus lebih memperhatikan budaya dan mempertahankannya agar tidak dirampas oleh negara lain, khususnya Malaysia.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar