Home

Juni 03, 2012

Hukum Mengidolakan Artis, Memuja Lahir Bathin, Berpenampilan serta Bertingkah Laku seperti sosok yang Diidolakan


Adalah ini menjadi suatu perkara yang nyata kemudharatannya ditengah – tengah umat muslim, ketika telah datang kehadapan mereka sosok yang termashyur karena ia seorang publik figur yang elok wajah dan penampilannya hingga kemudian iapun bertingkah laku selayak sosok yang menjadi tauladan baginya.

Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya sekalian artis itu adalah orang – orang yang jahil lagi senantiasa bergelimang dosa, sedang mereka bersuka ria daripadanya. Apabila ia adalah seorang aktor maupun bintang film, maka sesungguhnya..kamu dan sekalian manusia dimuka bumi adalah sekalian aktor jua yang memerankan perannya masing-masing, dan kelak tiap-tiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa-apa yang kamu kerkjakan. Sedang orang-orang yang berada dibalik layar itu hanyalah kebohongan belaka, mereka memerankan tentang sesuatu yang bukan diri mereka, amat buruklah atas apa-apa yang mereka ada-adakan yang menjual diri mereka dengan setumpuk uang yang nilainya telah melebihi norma lagi aqidah mereka. Sedang yang sedemikian ini menjadikan kamu lebih banyak mengingat mereka selain daripada ALLAH,  Tidakkah kamu memikirkan?


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :Dari Abu malik al haris al asy’ari ra. Ia berkata, bahwa Rasulullah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :
Kesucian adalah sebagian dari iman, Alhamdulillah memberatkan timbangan , subhanallah wal hamdulillah memenuhi ruangan antara langit dan bumi, shalat adalah nur (cahaya), shadaqah adalah burhan (bukti nyata), sabar adalah pelita, Al Qur’an adalah Hujjah( Pedoman) bagimu dan atasmu , semua orang bekerja sampai ada yang menjual dirinya , sehingga ia menjadi merdeka atau malah celaka. (HR Muslim)

Jika yang engkau idolakan itu adalah seorang alim ulama yang baik akhlaknya lagi berilmu tinggi akan agamanya, niscaya itulah yang lebih baik. Sifat lagi akhlak baik akan perkataan maupun seseorang itu adalah mengandung virus, seumpama dalam pergaulan jikalaulah kamu bergaul dengan orang baik niscaya baiklah kamu sedang jika engkau bergaul dengan orang-orang jahil niscaya jahil pulalah kamu. Demikianlah atas apa-apa yang mereka sifatkan padamu virus-virus yang bersifat baik maupun buruk telah menular secara perlahan sedang engkau tiada sadar. Maka akhi..lagi ukhti sekaliannya..tiadalah layak bagi seorang yang beriman kepada ALLAH dan Rasul-Nya mengambil tauladan daripada orang – orang yang bathil itu terlebih lagi atas orang-orang yang tiada beriman kepada ALLAH (Kafir).

ALLAH Subhana wa Ta’ala berfirman :
Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. At Taubah : 55

Ingatlah..ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang bahkan dijelang ajal beliau menyebut – nyebut lagi memanggil-mangilmu “ummati..ummati..” (ummatku..ummatku..) demikian pula ketika semua manusia telah dikumpulkan pada hari berbangkit kelak, semua nabi dihadirkan kehadapan seluruh manusia untuk menjadi saksi atas apa-apa yang mereka sampaikan. Sekalian nabi itupun gelisah lagi mengkhawatirkan diri mereka karena takut atas kesalahan  yang mereka sampaikan, melainkan hanya ada satu Nabi yang tiada mengkhawatirkan dirinya dan hanya mengkhawatirkan hal yang lain, beliau menyeru dengan  seruan “ummati..ummati” (ummatku..ummatku), dan beliau adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Maka akhi..ukhti..layakkah bagimu mengambil tauladan atas orang-orang jahil itu selain daripada beliau, beliau yang begitu mengkhawatirkanmu, memperdulikan aqidah dan keimananmu. Lalu..mengapakah engkau berpaling, sekali-kali..jangalah demikian..agar kamu tiada termasuk pada golongan orang-orang yang apabila ALLAH dan Rasul-Nya telah menyeru mereka kepada kemulian niscaya berkatalah mereka “kami dengar dan kami patuh”, sedang kemudian merekapun berpaling.

Ya akhi..ya ukhti..sesungguhnya idola ( artis ) yang engkau jadikan panutan atas kehidupan ini hanyalah seorang manusia biasa seumpama kamu, hanya saja ALLAH Ta’ala memberikan nikmat yang sedikit lebih darimu atas mereka sebagai ujian dari sisi-Nya. Inilah fitrah manusia yang ALLAH Ta’ala jadikan, keindahan ini hanyalah sementara dan tiadalah yang kembali pada yang haq melainkan dengan petunjuk ALLAH Subhana wa Ta’ala.

Firman ALLAH Ta’ala :
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Ali Imran : 10.

Wallahu A’lam Bish Showab..

Sumber:
http://tausyah.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar