Dua buah novel yang dinilai mengandung muatan pornografi yakni "Tak Hilang Sebuah Nama" dan "Tambelo Kembalinya Si Burung Camar" beredar di Sekolah Dasar (SD) Negeri Cempaka Arum Kota Bandung.
"Pertama, kami dapat SMS dari Kabid PTKSD Kota Bandung karena disinyalir ada bacaan tidak pantas pada dua buah buku yang ada di perpustakaan sekolah-sekolah," kata Ketua Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Jawa Barat Ahmad Taufan di Jalan Kliningan III Nomor 9 Kota Bandung, Jumat.
"Pertama, kami dapat SMS dari Kabid PTKSD Kota Bandung karena disinyalir ada bacaan tidak pantas pada dua buah buku yang ada di perpustakaan sekolah-sekolah," kata Ketua Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Jawa Barat Ahmad Taufan di Jalan Kliningan III Nomor 9 Kota Bandung, Jumat.
Menurut Ahmad, dua buah novel tersebut merupakan bagian dari dana alokasi khusus (DAK) Provinsi Jawa Barat. "Dan hari ini setelah kami cek ke lapangan, kemudian ada dua judul buku yang sangat tidak pantas dibaca untuk siswa SD bahkan SMP dan SMA," kata Ahmad yang juga menjabat sebagai kepala sekolah SDN Cempaka Arum.
Ahmad mengatakan, di sekolah dasar yang dipimpinnya ditemukan lima ekslempar dari dua novel tersebut. "Ketika saya cek, ada lima ekslempar. Buku tersebut sebetulnya didrop ke sekolah sejak bulan Maret 2012 ," ujar dia.
Oleh karena itu, pihaknya meminta agar dinas pendidikan atau sekolah menarik buku tersebut. "Saya selaku Ketua FGII Jabar mengimbau kepada seluruh sekolah untuk menarik buku ini dan tidak dipinjamkan dulu ke siswa," kata dia.
Dalam novel "Tak Hilang Sebuah Nama" setebal 202 halaman ini diterbitkan oleh PT Era Intermedia, Solo, Jateng, di halaman 56 dan 57 diceritakan tentang berhubungan badan dan kelainan seksual.
Namun dalam klarifikasinya, penerbit Era Intermedia di akun facebooknya menyatakan:
1. Tidak ada yang salah dengan buku dan isinya, buku cerita mestinya tidak dibaca sepotong-sepotong, halaman awal menggambarkan fenomena, dan halaman selanjutnya memberikan solusinya.
2. Buku sudah mendapat SK dari Kemenag, Kemendikbud dan dan Pusat Kurikulum Perbukuan.
Sebagai catatan, penerbit Era Intermedia sendiri selama ini dikenal sebagai penerbit buku-buku Islam terkemuka. Dan perlu jadi perhatikan juga, buku-buku yang dianggap berbau pornografi tersebut dari penerbitnya sendiri masuk kategori "Teen" alias untuk remaja dan tidak cocok untuk anak SD.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar