Orang tua tentu bahagia bila melihat anaknya
menunjukan perkembangan pesat, termasuk dalam kemampuan membaca dan berhitung.
Tapi bukan berarti anak di usia dini hingga masa usia taman kanak-kanak bisa
dipaksa belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Bila anak memang tertarik melakukan sejak dini, biarkan itu berjalan alami. Pasalnya, pada umumnya daya pikir anak belum mampu, sehingga cara yang tepat menanganinya adalah dengan bermain sambil belajar.
Bila anak memang tertarik melakukan sejak dini, biarkan itu berjalan alami. Pasalnya, pada umumnya daya pikir anak belum mampu, sehingga cara yang tepat menanganinya adalah dengan bermain sambil belajar.
"Selama ini masih banyak ditemukan orang tua yang memaksa anaknya agar bisa membaca dan menulis, bahkan dipaksa dapat berhitung, padahal cara seperti belum dapat diterima dengan kemampuan IQ anak," ujar Ketua Yayasan Bima Tadzkiya, Hj Nani Heriyani di Samarinda, Sabtu (9/6).
Pernyataan itu diungkapkan Nani saat memberikan sambutan dalam pelepasan siswa Taman Kanak-kanak (TK) dan Kelompok Bermain Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Raudhatul Jannah di Jl. P Suryanata, Gg Hikmah, Samarinda.
Anak usia dini lebih banyak menyerap hal-hal yang bersifat permainan, sehingga jika ada orang tua atau guru Paud yang masih memaksakan anak untuk calistung, maka hal itu jelas tidak sesuai dengan kemampuan dan cara berpikir anak.
Cara yang paling tepat agar anak dapat melakukan calistung adalah lewat permainan yang mengandung unsur bacaan, pengenalan huruf secara perlahan, dan terdapat angka-angka dalam permainan tersebut.
Anak usai dini juga berada dalam masa kognisi keemasan, yakni setiap tingkah laku dan setiap karakter yang dengan sengaja maupun tanpa disengaja terlihat dan dirasakan oleh anak, maka contoh dan karakter itu akan tertanam hingga dewasa.
Untuk itu, dalam mendidik anak tidak boleh keras dan memaksa, termasuk anak-anak tidak boleh melihat hal-hal yang memperlihatkan kekerasan.
Seorang ayah yang sering memukul ibunya, kemudian di lingkungan yang sering terjadi perkelahian, atau anak yang diajak menonton film kekarasan dan erkelahian, maka hal itu akan ditiru anak, bahkan bisa saja kebiasaan itu akan terus dilakukan hingga dewasa.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar