Home

Juni 20, 2012

Balita Lebih Senang Memberi Ketimbang Menerima



Penelitian terbaru mengungkapkan balita lebih senang memberi ketimbang menerima. Sifat ini menjelaskan bagaimana manusia mendapatkan sifat sosial dan rela berkorban. Sifat senang memberi juga terlihat pada anak kecil. Wajah mereka lebih sumringah ketika memberikan barang ketimbang mendapatkan barang yang sama kepada orang lain.

"Orang berpendapat anak-anak cenderung egoistis," kata ahli psikologi dari University of British Columbia, Lara Aknin. "Namun penelitian kami menunjukkan balita dan anak-anak pemurah."

Eksperimen dilakukan dengan memberikan beberapa potong cracker kepada para balita. Beberapa menit kemudian, peneliti meminta balita memberikan dua potong cracker; satu untuk peneliti, satu lagi untuk binatang peliharaan. Ekspresi wajah balita direkam sehingga peneliti sampai pada kesimpulan sifat rela berkorban pada balita.

Temuan ini menjelaskan kehadiran sifat rela berkorban. Manusia berevolusi sambil mengembangkan sifat pro-sosial dengan menganggap memberikan barang kepada orang lain sebagai hal yang memuaskan. Rela berkorban kemudian dianggap sebagai prestasi.

Sifat murah hati biasanya diajarkan pada anak sebelum usia 2 tahun. Setiap kali memberikan barang, anak diberi pujian. Pemaksaan terkadang dilakukan kepada anak yang enggan memberikan barang kepada orang lain. Pengajaran seperti ini menyebabkan orang beranggapan anak bermurah hati akibat paksaan dari lingkungan.

Eksperimen Aknin membantah hal ini. Anak dengan senang hati menyerahkan barang kepada binatang peliharaan yang jelas-jelas tak akan memberikan imbal balik.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan anak mau memindahkan barang miliknya ke tangan orang lain tanpa berharap pamrih. Tekanan sosial ternyata tak mempengaruhi sifat ini. Penelitian lain menyebutkan, pemaksaan sifat rela berkorban justru menghambat perkembangan sifat ini segera atau dua tahun setelahnya.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar