Home

April 27, 2012

Seorang Imam Gay Menikahkan Pasangan Gay Muslim di Afrika Selatan


Dua pria gay yang mengaku muslim, dan saling mencintai, mengikat simpul cinta mereka di Perancis dengan restu dari seorang "imam".

Ludovic Mohamed Zahed, seorang pria Perancis asal Aljazair, dan pasangannya Qiyam al-Din asal Afrika Selatan, dilaporkan menikah sesuai dengan Syariah (hukum Islam) di hadapan seorang imam Mauritania bernama Jamal, yang memberkati pernikahan mereka pada 12 Februari 2012, menurut laporan situs Albawbaba pada 2 April lalu.

Keduanya, sebelumnya bisa menikah di Afrika Selatan di bawah hukum pernikahan sejenis yang diakui di sana, tetapi Perancis tidak mengakui pernikahan sesama jenis.

Zahed membagi ceritanya kepada stasiun TV France 24 dengan mengatakan bagaimana ia bertemu Din tahun lalu di sebuah konvensi tentang AIDS di Afrika Selatan.

"Saya berada di ruang kuliah ketika seorang imam, yang notabene juga seorang gay, memperkenalkan saya kepada Din. Kami menemukan bahwa kami memiliki banyak kesamaan dan saling mengagumi. Saya tinggal setelah konvensi tersebut selama dua bulan, dan memutuskan untuk menikah, karena hukum Afrika Selatan lebih ramah untuk pernikahan sejenis," ujarnya.

Setelah pernikahan yang diselenggarakan oleh keluarga Din, pasangan ini memutuskan untuk kembali ke Perancis dan menetap di pinggiran kota Paris, berharap bahwa pemerintah Perancis akan mengakui legalitas pernikahan mereka.

Namun pemerintah Perancis menolak mentah-mentah pernikahan mereka tersebut.

Zahed, yang mendapat restu dari keluarganya untuk menikah sejenis, mengatakan bahwa dia menghadapi lebih banyak hambatan dari hukum Perancis daripada diskriminasi dari kalangan umat Islam sendiri.

Meskipun penyelesaian hukumnya masih tertunda, Zahed memutuskan untuk membuat pernikahannya dengan legalitas dari seorang imam Mauritania yang mendukungnya. Pernikahan terjadi di sebuah rumah sederhana di Servon di pinggiran Paris, dan dihadiri oleh orang tuanya dan kerabat dekat.

"Menikah di depan keluarga saya, adalah seperti awal baru kehidupan bagi saya, saya tidak akan pernah membayangkan hari ini akan datang, melihat kegembiraan di mata orang tua saya setelah mereka berjuang dengan perilaku seksualitas saya dan mencoba dengan semua upaya yang mungkin untuk mengubah arah orientasi seksual saya," tegasnya.

Zahed terdiagnosa sebagai penderita AIDS sejak usia 19 tahun, tetapi semenjak menderita AIDS itu ia mengklaim justru menemukan tujuan hidup yang baru dalam dan menarik serta lebih dekat dengan kehidupan agama.

"Aku berpaling untuk ibadah dan berdoa; saya merasa lebih relijius, dan aku melakukan telah menunaikan Umrah dan haji dua kali, mencari sebuah kehidupan yang sederhana dan normal," katanya.

"Meskipun banyak ancaman yang saya terima melalui telepon atau dari Internet, saya tetap akan berada dalam perjuangan saya melawan pandangan negatif yang saya terima dari orang Arab dan Muslim. Saat ini saya lebih merasa nyaman seperti ini," katanya.

Zahed ingin melanjutkan studi doktornya dalam Islam dan homoseksualitas dan dia juga mengepalai sebuah organisasi yang meneliti masalah yang berhubungan dengan Islam dan homoseksualitas. Dia mengatakan prioritas utama adalah untuk mendapatkan ijin resmi untuk pasangan barunya untuk tinggal dan bekerja di Perancis.

Sumber:
http://muslimdaily.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar