Home

April 06, 2012

PASKAH, Pondasi Keimanan Kristen Budaya Pagan?


Setiap tahun umat Kristen merayakan Paskah. Hampir semua gereja di muka bumi ini menggelar berbagai macam acara menyambut Hari Raya Paskah ini, mulai dari lomba-lomba, pentas seni, membagi telur paskah, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan sebagai ucapan syukur atas peristiwa luar biasa dahsyat yang terjadi 2000 tahun yang lalu. Apa peristiwa ‘luar biasa dahsyat’ tersebut? Inilah yang akan kita kupas dalam tulisan ini.

Paus Leo Agung (440-461) menekankan pentingnya Paskah dan menyebutnya festum festorum – perayaan dari semua perayaan, dan berkata bahwa Natal hanya dirayakan untuk mempersiapkan perayaan Paskah.


Bagaimana awal mula perayaan ini dan urgensinya bagi umat Kristen, akan dibahas secara singkat dalam tulisan ini.

Umat Kristen menyebut Paskah sebagai Easter. Sedangkan umat Yahudi juga memperingati Paskah yang mereka sebut Pesach. Walaupun keduanya berlangsung pada waktu yang hampir bersamaan, namun Paskah umat Kristen dan Yahudi berbeda.

Pesach/Passover

Pesach / Paskah (Ibrani) adalah perayaan Yahudi yang diadakan pada tanggal 14 bulan Nisan (bulan Yahudi) sebagai peringatan keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir dibawah nabi Musa as atau yang dikenal dengan Exodus. Malam sebelumnya, Tuhan menyuruh mereka mempersembahkan korban anak domba dan makan roti tidak beragi dimana darah anak-domba itu digunakan untuk memberi tanda pada rumah-rumah orang Yahudi untuk membedakannya dengan rumah-rumah orang Mesir (Kel. 12:1-28).


Easter

Sedangkan Paskah (Easter) adalah perayaan umat Kristen untuk memperingati kebangkitan Yesus. Tanggalnya berubah-ubah tapi pasti jatuh di hari minggu, sehingga disebut Minggu Paskah. Istilah Easter berakar dari bahasa Inggris Kuno Ēastre atau Ēostre. Nama ini mengacu pada nama Dewi Ēostre/ Astarte dari budaya Anglo-Saxon di Jerman. Festivalnya disebut Ostara, yakni untuk menghormati Astarte (dewi kesuburan) yang berlangsung di awal musim semi. Simbol kelinci dipakai sebagai lambang kesuburan karena kelinci adalah binatang yang mudah beranak-pinak. Dan telur sebagai simbol awal kehidupan.


Easter, sebuah festival untuk menghormati Astarte, dewi kesuburan, yang dilambangkan kelinci dan telur sebagai simbol-simbol kesuburan umum dalam budaya pagan. (Encyclopedia Britannica, 1982 Edition, vol. 4, halaman 501.)

Yesus seperti yang telah dibahas dibeberapa tulisan yang lalu, adalah berasal dari bani Israel yang beragama Yahudi. Ia mengikuti agama nabi Musa as juga seluruh tradisi agama Yahudi termasuk Pesach. Hal ini terbukti dengan peristiwa Perjamuan Malam yang dilakukannya sesuai ritual Yahudi dengan menggunakan roti tak beragi (Luk. 22:7-38). Perjamuan Malam ini kemudian hari oleh umat Kristen disebut sebagai Perjamuan Kudus.

Sinkretisme

Lalu bagaimana budaya Pagan “Easter” berubah menjadi hari Kebangkitan Yesus sebagai Tuhan? Disinilah letak titik kritis dari pondasi keimanan Kristen. Dari semula Yesus telah melarang murid-muridnya untuk menyebarkan risalah yang dibawanya kepada orang-orang diluar bani Israel. Agama Yahudi adalah khusus untuk bani Israel dan Yesus memerintahkan muridnya mencari duabelas suku yang hilang dari bani Israel bukan untuk menyebarkan pada bangsa selain Israel.

Namun ini dilanggar. Paulus yang bukan murid Yesus tapi justru pemburu/pembunuh pengikut Yesus, mengaku sebagai murid dan ikut-ikutan menyebarkan risalah Yesus. Apa yang disampaikan oleh Paulus pada pengikutnya tentulah berbeda dengan apa yang diajaran Yesus. Yesus melarang minum khmr tapi Paulus justru membolehkan. Yesus mewajibkan khitan, justru Paulus melarang. Yesus mengajarkan monotheisme Paulus mengajarkan dualisme (Tuhan Ayah dan Tuhan Anak). Dan Paulus inilah yang pertamakali menyebarkan ajaran Yesus keluar dari bani Israel. Ia menyebarkannya kepada bangsa Romawi.

Imperium Romawi sangat kuat akan budaya paganis. Agama mereka adalah menyembah Dewa Matahari, Sol Invictus. Ketika agama baru Kristen yang disebarluaskan oleh Paulus lambat laun memasuki wilayah tersebut maka terjadilah perbenturan-perbenturan budaya yang hampir membelah Roma. Sehingga atas dasar kepentingan politik demi keutuhan imperium Roma maka diselenggarakanlah Konsili Nicea 325M.

Pertentangan Yesus manusia atau Tuhan  dalam Konsili ini akhirnya memutuskan bahwa Yesus adalah Tuhan Anak. Inilah solusi yang dilakukan Konstantin penguasa tertinggi Romawi untuk menyelamatkan imperiumnya. Ia membuat agama Hybrid, mencampurkan polyteisme yang berasal dari agama pagan dan monoteisme yang berasal dari agama Yahudi dalam suatu konsep baru yang disebut Trinitas. Tiga dalam satu, satu dalam tiga.
Lalu bagaimana membuat ‘benang merah’ antara Yesus yang dikenal luas sebagai manusia dan Yesus sebagai tuhan. Maka dalam konsili yang di pimpin oleh Kaisar Konstantin tersebut menetapkan hari Paskah (Easter) sebagai hari kebangkitan Yesus. Yesus dikatakan mati setelah disalib lalu dikuburkan dan setelah tiga hari kemudian bangun/bangit dari kematian untuk naik ke langit dan duduk di kanan tuhan Bapa. Manusia biasa tidak mungkin melakukan hal tersebut, sehingga masuk akal lah Yesus adalah tuhan. Hari Paskah harus dirayakan tepat pada hari minggu walaupun tanggalnya selalu berubah-ubah.

Umat Kristen telah mengubah konsep ritual Pesakh yang sebenarnya mengenang keluarnya bani Israel dari perbudakan di Mesir menjadi penebusan dosa. Jika dalam agama Yahudi yang dikorban adalah seekor domba. Maka dalam keyakinan baru ini, Yesus lah pengganti domba.

Ekaristi yang diambil dari peristiwa Jamuan Malam adalah jamuan kudus yang menyimbolkan roti sebagai tubuh Yesus dan anggur sebagai darah. Kembali lagi ini masih berkaitan dengan tradisi Pagan, dengan kisah Cult Dionysious, dewa anggur yunani yang mati dan jadi immortal. Bahkan sesajian manusia dan pengorbanan darah untuk menebus dosa dan menyenangkan tuhan/dewa adalah juga tradisi Pagan.

Paulus mengatakan demikian,
“Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.” (1 Kor. 5:7).

Istilah-istilah sehubungan dengan Paskah (Easter) antara lain:
- Masa Pra Paskah, yakni 40 hari sebelum Minggu Paskah.
- Pekan Suci, yakni sepekan sebelum Minggu Paskah.
- Minggu Palem, yakni hari Minggu pertama dalam Pekan Suci. Hari ini memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem menaiki seekor keledai.
- Kamis Suci, memperingati Perjamuan Malam terakhir Yesus
- Jumat Agung, memperingati kematian Yesus
- Sabtu Suci atau Sabtu Sunyi, memperingati hari pada saat Yesus di dalam kuburan.
Tiga hari terakhir ini (Kamis, Jumat dan Sabtu) sebelum Minggu Paskah disebut sebagai Trihari Suci atau Triduum Paskah.
- Pekan Paskah adalah tujuh hari setelah Minggu Paskah. Yang masing-masing diberi akhiran Paskah, seperti “Senin Paskah”, “Selasa Paskah”, hingga “Oktaf Paskah”, yaitu hari Minggu setelah Minggu Paskah.
- Masa Paskah adalah 40 hari (yang kemudian diperpanjang menjadi 50 hari) yang diakhiri dengan hari Pentakosta (hari ke-50).

Sebagian gereja Kristen menolak perayaan Natal Dan Paskah, contoh adalah Gereja Yesus Sejati (true jesus church). Mereka juga tidak mempercayai dengan konsep trinity seperti halnya Kristen Saksi Jehova.
Inilah peristiwa yang diawal tulisan saya sebut sebagai “luar biasa dahsyat”. Penyimpangan ajaran monoteisme dan polyteisme yang di mix sedemikian rupa sehingga membuahkan sebuah ajaran hybrid dengan konsep tiga tapi satu, satu tapi tiga. Serta pengesahan seorang manusia menjadi Tuhan. Maka seperti yang diucapkan Paus Leo Agung (440-461), demikian pentingnya peringatan Paskah bagi umat Kristen sebagai dasar/pondasi iman Kristen. Paskah lebih penting ketimbang Natal. Jika Natal bermasalah pada tanggal kelahiran. Sedangkan Paskah berbicara tentang penebusan dosa dan kebangkitan. Tanpa kematian Yesus maka tidak ada penebusan dosa,  tanpa kebangkitan maka Yesus bukan Tuhan.
( Sally Sety)

Sumber:
http://sallysety1812.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar