Home

April 04, 2011

Awas! Gerakan Mind Control Masuk Rumah Kita

Dari masa ke masa gerakan pengendali pikiran (mind control) atau gerakan dajjalisme makin menampakkan “wajah” sebenarnya. Gerakan ini telah berhasil meracuni otak generasi muda kita dengan berbagai macam ragam cara. Dan yang paling efektif adalah menggunakan media film atau televisi. Dan urat akarnya juga tiba di Indonesia.

Contoh paling konkrit adalah film kartun Death Note, yang bercerita tentang ambisi Light Yagami yang ingin menjadi the god of the new world (tuhan dari dunia baru), sebuah keinginan yang ingin dicapai pemerintahan Obama dan organisasi Pagan-Kabbalah seperti Freemason, Illuminati maupun Zionisme.
Kemudian, film kartunRagnarok: The Animation. Film kartun produksi Jepang ini juga sarat memakai istilah-istilah ajaran Pagan-Kabbalah yang kini sudah bersemi baik di AS maupun Eropa juga Asia. Simbol dewa Horus atau Ra bisa kita perhatikan pada bros yang melekat pada bajunya salah satu karakter kartun ini bernama Yuufa.
Lalu film Kamen Rider Black RX, yang di Indonesia dikenal sebagai Ksatria Baja Hitam RX. Di film bergenre tokusatsu ini, karakter utamanya Kamen Rider Black RX, sering menampakkan simbol kepala setan melalui tangan kanannya, yang simbol ini sering digunakan oleh anak rock, punk maupun metal di seluruh dunia. Selain itu, RX bisa kembali lagi hidup jika terkena cahaya matahari dan ia juga bisa berubah jika terkena sinar matahari. Ia pun menyebut dirinya sebagai “child of the sun” atau “anak matahari.” Yang secara langsung menjurus kepada pemujaan terhadap Dewa Matahari. Dan dari hal ini juga tersirat bahwa hanya matahari lah yang dapat memberi kehidupan, persis seperti pemujaan yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu terhadap matahari.
Hal ini sebenarnya tak aneh, karena Jepang termasuk daerah diaspora Bani Israil yang secara langsung keturunan bangsa Israel. Budayanya sendiri, seperti penelitian Arimasa Kubo, banyak yang mengadopsi atau terpengaruh dengan budaya Israel.
Lalu, anime (kartunNaruto yang mengajarkan kekerasan, kata-kata kotor dan pornografi. Bahkan, untuk yang terakhir ini, hampir seluruh anime maupunmanga (komik) Jepang maupun Korea (di Korea disebutmanhwa) menampilkan hal ini (pornografi) dan sensualitas dalam setiap lembarannya, meskipun sedikit. Karakter wanita sering digambarkan seksi dengan (maaf) dadanya besar dan sedikit “menggoda.” Hal ini bisa pembaca cek sendiri. Termasuk kata-kata kotor.
Simbol matahari ini juga bisa diperhatikan pada film untuk balita Teletubbis, yang pada permulaan filmnya di mulai dengan terbitnya matahari pagi berwajah bayi manusia. Di banyak arsitektur kuno bangsa-bangsa Pagan, matahari berwajah manusia ini juga sering kita lihat pemunculannya. Matahari berwajah manusia ini adalah simbol Dewa Matahari bernama Ra, yang perayaan penyembahannya diadakan setiap tanggal 25 Januari.
Tak hanya itu saja, di film ini, para tokoh utamanya sendiri juga memakai simbol-simbol ajaran pagan Yahudi ini diatas setiap kepala mereka. Sebut saja Tinki Winki yang memakai simbol piramida Illuminati yang terbalik, Dipsi memakai simbol kejantanan, yakni Phalus, Lala memakai simbol ikan Pisces dan Po memakai simbol kewanitaan, yakni Circle with a Dot.  Logo Teletubbies adalah Mata Horus, yakni mata satu, matanya Lucifer (Dajjal) dan tulisan T-E-L-E-T-U-B-B-I-E-S sendiri berjumlah sebelas, salah satu angka favorit Kabbalah.
Selain Teletubbis, film-film kartun produksi Walt Disneys, juga tak kalah okultis. Contohkan saja, animasi Monster Inc. yang keseluruhan filmnya menampilkan simbolisme Kabbalah yang “tersembunyi” rapi. Kemudian, industri komiknya pun sama saja, meniupkan aroma dan rasa pemujaan terhadap Lucifer atau Dajjal. Sebut saja, album Donal Bebek, majalah W.i.t.c.h. dan lain sebagainya. Logo Walt Disney’s sendiri bersimbolkan angka setan, triple six (666) atau yang dikenal sebagai “mark of the beast.” Dan, Walt Disney sendiri yakni pendiri Walt Disney’s Company adalah seorang Freemason derajat 33. Walt Disney’s Company juga diketahui memiliki saham dan cabang pada beberapa rumah produksi film yang memproduksi film-film untuk konsumsi dewasa.
Mencermati gerakan Luciferian ini yang semakin menampakkan “taringnya” di dalam industry hiburan dunia, yang bertujuan untuk menggelar karpet merah demi menyambut Dajjal, Messiah yang ditunggu-tunggu, Abul Fida Muhammad Izzet Muhammad Arif dalam bukunya Halidajjalu Yahkumul ‘Alama (Dajjal Pemimpin Yahudi; Sahara B.o.o.k.s, 2007) menyebutkan bahwa digambarkannya tokoh-tokoh yang mempunyai kekuatan super, yang kadang-kadang digambarkan bermata satu, apalagi kalau bukan untuk men-set fikiran mereka (anak-anak sampai dewasa) tentang Dajjal, yang ketika nanti kemunculannya membuat mereka tidak terkejut lagi. Karena mereka sudah biasa mengenal “Sang Tokoh Perdamaian” ini.
Bahkan, lanjut Abdul Fida, hal ini sampai pada kondisi anak-anak yang mampu melafalkan tokoh-tokoh idola mereka, nyanyian-nyanyian mereka serta bentuk-bentuk tokoh yang banyak sia-sianya dan mengandung bahaya yang luar biasa bagi mereka yang menghafal Al-Qur’an atau Sunnah Rasulullah saw…. Atau merusak ilmu-ilmu yang bermanfaat! (mugiwara no nakama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar