Home

April 21, 2011

Dongkrak Film, Abaikan Moral

DUNIA film Indonesia mulai bergairah. Karya-karya besar bermunculan dalam 10 tahun terakhir. Sebut saja film Nagabonar Jadi 2 dan Laskar Pelangi. Kedua film tersebut mampu menyirna publik film Tanah Air yang sudah lama menanti karya spektakuler.

Karya anak bangsa itu merupakan tolak ukur bahwa anak bangsa mampu membuat film bagus dan menjadi inspirator bagi setiap individu. Tidak perlu mengandalkan kemewahan atau pun yang melenceng dari moral bangsa ini.




Buktinya Nagabonar Jadi 2 mampu menyedot 2,4 juta penonton untuk menyaksikan film tersebut di biskop. Kemudian Laskar Pelangi ditonton 4,6 juta orang. Laskar pelangi bahkan menempati film keempat terbanyak ditonton di Indonesia, setelah Jelangkung (5,7 juta), Pocong 2 (5,1 juta), dan Ada Apa Dengan Cinta (4,9 juta).

Tentunya belum cukup bagi pecinta film dengan suguhan sederet karya tersebut. Penonton pasti menunggu karya berikutnya yang bisa dijadikan kebanggan. Indonesia memiliki segudang fenomena dan sejarah kehidupan dari Sabang sampai Merauke. Bila dieksplor, tentu banyak film yang bisa menjadi kebanggaan. Apalagi pemerintah sangat mendukung anak bangsa untuk membuat film tanpa keterlibatan asing. 

Setelah film-film di atas tayang, belum ada karya lain yang lebih mengedepankan edukasi atau inspirasi bagi banyak orang dalam menjalani hidup. Justru film dengan tema seks dan dibintangi para artis porno asing menjadi pilihan. Rumah produksi dan sutradara film tersebut hanya memikirkan bombastis atau materi ketimbang moral anak bangsa.

Lihat saja dengan aksi rumah produksi yang menjadikan artis porno Jepang, Miyabi yang menjadi bintang dalam film Menculik Miyabi. Lanjut dengan mainya bintang forno Jepang lainnya, Sora Aoi dalam film Suster Keramas 2. Dalam film ini, Sora Aoi dikabarkan menjalani satu adegan dengan hanya mengenakan celana dalam. 

Belum cukup sampai disitu. Salah satu rumah produksi juga mengontrak film porno asal Amerika Serikat (AS) Sasha Grey. Dia membintangi film Pocong Mandi Goyang Pinggul. Meski merupakan satu karya yang harus dihargai, apakah pantas film-film tersebut beredar di Indonesia yang notabennya sangat menjungjung tinggi moral dan sendi-sendir agama?

Bila ditelisik, pendapatan yang bakal dikantongi dengan film berbau porno pasti akan tinggi. Banyak orang pasti ingin tahu bagaimana rangkaian film yang dibintangi artis porno. Bukan tidak mungkin film-film dengan bintang porno bakal memecahkan rekor jumlah penonton yang sudah ada saat ini.

Tapi bagaimana dampak bagi penonton setelah film tersebut disaksikan? Jawabannya tidak akan sebanding dengan materi atau nominal uang yang didapat dari penonton. Moral dan ahlaq anak bangsa pasti terdoktrin, kendati hanya sedikit. Dalam otaknya terbesit, wanita telanjang atau adegan mesum lainnya.

Bila dicekoki dengan film berbau mesum secara berkesinambungan, bukan tidak mungkin pemerkosaan marak. Seks bebas di kalangan remaja semakin sulit dikendalikan dan banyak dampak moralitas lainnya.

Bukan hanya merusak ahklaq dan moral, film tersebut juga bisa melanggar Undang-Undang Pornografi.

Definisi Pornografi dalam Undang-Uandang Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

Apakah film yang dibintangi artis porno dan banyak menunjukkan aurat bermanfaat bagi penerus bangsa ini? Jawabannya Anda sendiri yang tahu. Namun perlu dicermati banyak tema yang bisa diangkat menjadi film. Bundaya, keindahan alam, kemajemukan penduduk Indonesia, serte sisi lain kehidupan di seluruh Indonesia. Dengan latar tersebut, film yang akan dipasarkan tidak mengorbankan moral bangsa ini.


Sumber :
Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar