Home

April 23, 2011

Kotak Lompat



Sekelompok katak melintasi hutan. Mereka berjalan beriringan. Hop... hop... lompat... lompat... Begitu cara mereka berjalan. Tapi, plung! Tiba-tiba dua katak jatuh ke lubang yang dalam.

Semua bingung. Mereka berkumpul di pinggir lubang itu. Mereka melongok ke bawah. Betapa dalamnya lubang itu. Semua berpikir kedua katak itu pasti sudah mati. Namun mereka keliru. Terdengar suara dari bawah sana. Tolong... tolong... Ada teriakan minta tolong.


Tak ada yang dapat mereka lakukan. Lubang itu terlalu dalam bagi seekor katak. Mereka yang di pinggir lubang sudah kehilangan semangat. Mereka berseru, tak ada gunanya berusaha, sebab kecil kemungkinan bagi keduanya untuk selamat. Mereka mengatakan, setiap katak yang terjatuh ke dalam lubang itu pasti mati. Namun, kedua katak itu tidak menghiraukan mereka. Keduanya mencoba melompat dan terus melompat agar dapat mencapai bibir lubang. Mereka lakukan berbagai cara agar dapat keluar dari lubang tersebut.

Akan tetapi, semua katak yang di atas telah patah semangat. Mereka tetap menyarankan agar keduanya berhenti berusaha. Sebab, tak ada yang berhasil keluar dari lubang itu sebelumnya. "Hentikan perbuatan itu," teriak mereka. 


"Kalian hanya membuang tenaga dengan melompat-lompat seperti itu. Kalau tak mati kelaparan, kalian pasti akan mati kelelahan."

Akhirnya, salah satu dari dua katak itu yang menyerah. Katak ini berpendapat, ia pasti tak akan berhasil. Semua temannya pun berpendapat yang sama. Tak ada yang pernah selamat dari lubang ini. Begitu pikir sang katak pertama. Ia lalu melompat, terjatuh, dan akhirnya mati.

Namun, katak yang kedua tetap melanjutkan usahanya. Ia terus melompat dan melompat. Sekali lagi, kumpulan katak yang di atas berteriak agar ia menghentikan usahanya. Mereka terus memperingatkan sang katak ini. "Sudah..., sudahlah! Hentikan perbuatan bodoh itu. Jangan pernah berpikir untuk berhasil. Lubang ini terlalu dalam buat seekor katak sepertimu." Begitu teriak mereka bersama-sama.

Sang katak itu berusaha lebih keras dan lebih keras. Akhirnya ia berhasil. Sebuah lompatan tinggi membuatnya dapat mencapai pinggir lubang. Plop! sang katak sampai di atas kembali.

Sesampai di atas, teman-temannya berseru, "Hei, apakah kamu tidak mendengarkan kita semua!"
Katak itu malah berkata, "Sobat, terima kasih atas sorakan-sorakan itu."

Lho? Semuanya saling berpamdangan. Tapi, tak lama kemudian mereka mengerti. Katak kedua itu tuli! Ia menyangka teman-temannya bersorak menyemangatinya agar terus mencoba melompat.


***********************

Teman, kisah ini mengajarkan kita dua hal. Pertama, ada kekuatan antara hidup dan mati di sebuah ucapan. Kata-kata yang berisi semangat kepada seseorang yang sedang lara dan dirundung kemalangan akan dapat membuatnya nyaman. Kata-kata yang menyejukkan akan dapat membuatnya melewati hari-hari dengan lebih cerah.

Kedua, kata-kata yang memojokkan, tentang kemalangan, akan "membunuh" orang lain. Kata-kata itu hanya akan membuat orang yang sedang dilanda kesedihan, menjadi patah semangat.

Teman, berhati-hatilah pada setiap kata yang kita ucapkan. Kata-kata yng kita ucapkan sangat berpengaruh kepada orang lain. Kata-kata itu dapat membuat orang frustasi, pesimis, dan enggan berusaha. sangat sayang sendainya semua ucapan itu hanya akan merenggut jiwa-jiwa pantang menyerah yang sebenarnya ada di dalam raga.
Terpujilah mereka yang dapat membuat hidup orang lain lebih cerah, lebih nyaman, lebih indah, dan lebih menyenangkan. Karena, hidup itu indah.


Sumber :
http://musliminfocom.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar