Home

September 16, 2011

Jadi Perokok Pasif Sejak Kecil Risikonya Tuli Saat Remaja



Masa anak-anak merupakan masa pertumbuhan, sehingga sangat dipengaruhi kondisi lingkungannya. Jika di sekitarnya banyak perokok, telinga dan saraf-saraf pendengaran di dalamnya tidak tumbuh maksimal dan bisa tuli saat tumbuh dewasa.

Meski tidak merokok, anak-anak tersebut bisa menjadi perokok pasif jika menghirup asap tembakau yang dihembuskan orang-orang di sekitarnya. Selain memicu kanker yang mungkin baru akan muncul puluhan tahun kemudian, racun tembakau juga bisa menyebabkan tuli di usia belasan tahun.

Hal ini terungkap dalam penelitian terbaru yang dilakukan para ahli dari New York University terhadap 1.533 remaja di Amerika Serikat berusia 12-19 tahun. Dalam penelitian tersebut, para partisipan menjalani pemeriksaan kadar cotinin yang merupakan produk sampingan metabolisme nikotin.

Tinggi rendahnya kadar cotinin di dalam tubuh para partisipan menunjukkan seberapa banyak nikotin dalam polusi asap rokok yang dihirupnya. Makin tinggi kadar cotinin, berarti para remaja itu sudah banyak menghisap nikotin sebagai perokok pasif.

Dari hasil pengamatan, terungkap bahwa makin tinggi kadar cotinin maka anak-anak remaja tersebut makin rentan mengalami masalah pendengaran termasuk di antaranya otitis media atau radang telinga bagian tengah. Risiko paling berat adalah tuli atau kehilangan kemampuan mendengar sama sekali.

"Perokok pasif, khususnya yang masih berusia dini sangat potensial mengalami gangguan pada perkembangan auditori atau kemampuan mendengar," ungkap Anil Lalwani yang memimpin penelitian tersebut seperti dikutip dari Healthday, Selasa (19/7/2011).

Yang lebih mengkhawatirkan, gangguan pada pendengaran itu seringkali tidak disadari hingga akhirnya berkembang menjadi lebih parah. Dari hasil pemeriksaan, 80 persen partisipan terindikasi sudah mengalami masalah pendengaran namun tidak pernah memiliki keluhan apapun, yang artinya tidak disadari.

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Archives of Otolaryngology - Head and Neck Surgery edisi bulan Juli.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar