Home

September 24, 2011

Awas! Akhwat Dilarang Jatuh Cinta!!



Akhwat dilarang jatuh cinta?? lha memang siapa saya yang berani melarang seseorang untuk jatuh cinta?
Apalagi seorang akhwat? yang kita tahu penampilannya kan membuat lembut hati,
Yang kita iyakan hijab yang menutupi tampilan tubuhnya menenangkan jiwa,
Yang senantiasa melantunkan dzikir hanya untukNya,
Yang mencintai saudara-saudarinya just because of Allah Azza wa jalla.


Kenapa mereka dilarang untuk jatuh cinta?
Bukankah cinta adalah fitrah manusia?
Tak pantaskah akhwat jatuh cinta?
Bukankah mereka juga punya hati dan rasa?

Tapi pernah gak berpikir apakah cinta yang ditautkan pada hati seorang akhwat itu murni?
Bersih karena hanya ditautkan untuk Sang Terkasih?
Yang benar memberikan kecintaan yang paling sejati di muka bumi?
Sudah yakin? pasti? bahwa cinta itu hanya untuk Allah Azza Wajalla?
Saat matanya tak jauh memperhatikan lelaki yang belum sah untuknya..
Saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya, dan bayangan tersebut selalu bergelayut dalam alam fikirnya?

Memang cinta itu indah, indah untuk hati yang sedang berbunga, halal bagi mereka yang sudah mensahkan hubungannya di atas perjanjian Ijab Qabul yang disaksikan seluruh orang yang hadir pada pernikahan mereka dan penghuni langit 'Arsy.  

Memang cinta akan membuahkan permata rindu, bagi dia yang diizinkan untuk kita lihat wajah teduhnya lekat-lekat, tapi itu surga bagi dia yang sudah menikah, bukan untuk para lelaki bujang yang belum sah untuk menatap kita, melihat hijab kita. 

Kenapa bisa akhwat jatuh cinta, tapi salah menempatkan cintanya?
Biasanya berawal dari terbukanya pembicaraan yang terlalu bebas antara laki-laki dan perempuan, ikhwan dan akhwat,
Kemudian berlanjut pada sms-an tausiyah penggugah hati, balas membalas sms yang tiada henti dan senyam senyum yang tak jelas artinya di setiap malam,
Telepon-teleponan hingga penghujung malam, mengalahkan kokok ayam..
Membuat mereka terlena dan lupa untuk bermunajat padaNya di sepertiga malam.

Tahap selanjutnya, memberikan bantuan-bantuan kecil maupun besar.
Memberi pinjaman jaket bagi akhwat yang sedang kedinginan, atau khawatir bila akhwat jatuh sakit dan ingin memberikan 'kehangatan' itu lewat jaket yang dipinjamkannya.
Akhwat pun merasa Ge Er saat jaket itu spesial hanya dipinjamkan kepadanya, tidak ke yang lain.

Keakraban demi keakraban, pinjam meminjam hingga barang yang mungkin agak sedikit pribadi pun dipinjamkan.
Setelah itu berlanjut pada pernyataan 'kenyamanan', setelah itu pernyataan cinta yang membuat sang akhwat jatuh cinta, setelah itu tralala trilili...
Mereka rela menjual perasaan dan hatinya yang berharga, rela menggadaikan cintaNya hanya untuk cinta manusia yang semu.. na'udzubillah.. 

Huff, miris bila mendengar kisah mereka para akhwat yg jatuh salah menempatkan cintanya,
Yang rela menyingkap hijabnya karena terenyuh atas rayuan gombal pria yang mengatakan mencintainya dan berjanji akan menikahinya suatu saat nanti. atau memberikan pertanyaan aneh: Don't u wanna be a part of my life then? *iuuuuuuhhh*

Geli melihat mereka yang saling membasuh wajah di depan khalayak yang sebenarnya mereka tahu bahwa tak pantas mereka melakukannya.

Geram saat melihat tubuh mungil itu digelayuti oleh lingkaran pelukan lelaki kasmaran yang menjanjikan akan terus mendampingi si akhwat hingga akhir hayat, dan tak kan melihat wanita lain masuk dalam daftar cintanya, karena lelaki itu bilang ia bersungguh-sungguh mencintai sang akhwat.
  
Ya Allah akhwat, tak bisakah kita belajar dari ananda Fatimah Azzahra radhiallahu'anhu, yang pandai menyembunyikan rasa cintanya kepada Ali bin abi Thalib radhiallahu'anhu, hingga akhirnya Allah menghadiahkan Ali sebagai pendamping hidupnya hingga akhir hayatnya?

Tak mengertikah kita bahwa Allah sudah menuliskan dia yang akan menjadi imam dan pendamping kita di Lauh MahfudzNya, jauh sebelum bumi Allah ini Ia ciptakan?

Pernahkah para akhwat itu berpikir bahwa hati mereka lebih berharga dibandingkan harus diberikan kepada lelaki penuh rayuan, penuh memuji padahal tak harus banyak memuji, memberikan perhatian lebih pada batas kewajaran, tapi belum tentu dialah yang akan menjadi imamnya?

Harusnya malu, saat hijab ini melekat dan menutupi auratmu, lalu kau dengan sukarelanya membiarkan itu tersingkap dan diperlihatkan kepada lelaki yang hanya berikrar bahwa ia berjanji akan menikahimu tapi belum tentu Allah juga berkehendak seperti itu.

Lantas? apa jadinya hati seorang akhwat itu, ketika tiba-tiba lelaki itu mencampakkannya.
Mengatakan bahwa hubungan sudah tidak cocok lagi dan tidak akan mungkin perasaan - perasaan itu menyatukan dua insan tersebut?

Yang lebih parah lagi adalah saat lelaki itu mengatakan alasan pemutusan hubungan tersebut adalah karena ingin merubah diri menjadi diri yang lebih baik dan hanya ingin menunggu takdir dari Allah untuk wanita yang memang Allah gariskan untuknya, namun di perjalanan mata tak jauh dari melirik akhwat yang lebih 'sempurna' penampilannya. Na'udzubillahi min dzalik.

Bayangkan bagaimana jiwa yang terguncang, hati yang tersakiti, perasaan bersalah dan menyesal yang berkecamuk, karena merasa sudah dicampakkan?
Penderitaan yang tiada henti , kegelisahan, dan air mata penyesalan yang tiada henti atas cintaNya yang ternodai.

STOP ukhti!!! bagi kalian yang sudah pernah merasakannya, matikan rasa-rasa itu secepatnya!
jadikan ini ujian dari Rabbmu..


Matikan rasa itu secepatnya! secepatnya!
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia..
Pasang duri dlm hatimu agar rasa itu tak tumbuh bersemai..
Cuci dgn air mata penyesalan akan hijab yg tersingkap..
Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah padaNya..
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu..


Bagi kalian yang belum pernah,
Isi hati dengan selalu dzikir padaNya,
Beristighfar sebanyak mungkin untuk menghapus hasrat-hasrat yang mungkin pernah tertancap dalam fikir.


Biarkan Allah yang mengaturnya.
Karena skenario Allah Maha Luar Biasa indah..
Tapi kitanya saja yang suka ngeyel dan memaksakan kehendak.

Bila akhwat tahu, Allah itu Maha cemburu. Marah saat hambaNya meletakkan cintanya tidak pada tempatnya, tidak untuk Sang Pencipta.. padahal Allah sudah memperingatkan dalam firmanNya:



 "Dan katakanlah pada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang biasa terlihat.........." (QS: 24: 31)

Lagipula, masih banyak agenda da'wah yang menunggu kita untuk membahasnya dan mengkonkretkan gerakannya, ketimbang harus mempersoalkan tentang jatuh cinta. ;)

Tenanglah ukhti,, tulang rusuk tak kan tertukar kok.. :)

Untuk kalian para lelaki, para ikhwan, kaum adam yang mendadak menjadi pujangga..
Hapus rencana jahat kalian yang mengatasnamakan cinta,
STOP mendekati perempuan yang belum sah menjadi milikmu yang belum tentu Allah takdirkan untukmu..
Gak ada tuh yang namanya main take-take-an
Bila sudah ada niat dan sudah siap ya maju, khitbah secepatnya, segerakan akad!!
Kalau hanya niat namun belum siap ya relakan sajaaaa...!
Bukankah benar apa kata Salim A Fillah sesuai kisah Ali Radhiallahu'anhu:



"Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan"


Lagipula, tegakah kalian melihat akhwat yang sudah pernah kalian iming-imingkan ikatan pernikahan, lantas kalian campakkan begitu saja, karena sudah tak ada lagi rasa itu di dalam hati kalian?
Asal kalian tahu, banyak para akhwat itu yang akhirnya putus asa, larut dalam penyesalan, hilang dari dunia karena tak ingin aibnya menodai pernikahan yag harusnya suci mereka dapatkan. lantaran dahulu mereka rela memberikan kesucian hijab itu kepada laki-laki tak bermoral. yang mengatasnamakan iman.. na'udzubillah..

Bayangkan itu adalah saudara kandung perempuan kalian sendiri!!

Kalo saya, saya tak ingin jatuh cinta, karena "jatuh" itu menyakitkan!! saya hanya ingin membangun cinta bersama ia yang akan datang nantinya. 



Karena membangun cinta itu indah, terutama cinta karena Allah.


Sumber :
http://vfahipjil.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar