Home

September 23, 2011

Adab Berdiskusi dan Berdialog secara Sehat



Diskusi serta dialog merupakan komunikasi antara dua orang atau lebih untuk menyelesaikan permasalahan atau perselisihan yang timbul. Pada umumnya semua perlakuan dan acara dalam hidup ini perlu mempunyai etika untuk dipegang sebagai perkara dasar dalam gerakan kita. Etika untuk berdiskusi dan berdialog perlu diketahui dan dipatuhi supaya tidak terjadi perselisihan dalam menyelesaikan masalah yang ada. Etika ini perlu kita hormati agar kita dapat menghormati orang yang kita lawan bicara dan khalayak ramai yang ada. Tidak kurang pentingnya kita perlu mematuhi etika ini agar orang lain akan menghormati kita sebagai insan yang profesional, sabar dan rasional.


LURUSKAN NIAT, MENCARI KERIDHAAN ALLAH DAN MEMBELA KEBENARAN.
Inilah adab pertama yang mesti dipegang dalam diskusi dan dialog yang kita lakukan kerana mencari ridha Allah dan mendapatkan kebenaran. Dialog dan diskusi  bukan untuk mencari kemenangan atau ingin dipuji oleh manusia. Hendaklah timbul dari dalam lubuk hati bahwa diskusi atau dialog tersebut  adalah menyampaikan kebenaran kepada lawan bicara kita dan khalayak yang ada. Mencari dan membela kebenaran serta membasmi segala kebathilan.

JUJUR DAN JAUHI KEDUSTAAN
Jujur adalah akhlak yang mulia. Pernyataan yang kita lontarkan mestilah benar-benar nyata dan ada kesahihannya. Apabila kedua belah pihak yang berdialog berpegang dengan landasan yang kuat, maka dialognya akan lebih membuahkan hasil yang diharapkan. Sebaliknya apabila kita berdialog tanpa fakta dan ilmu, tidak menguasai isu pokok yang diperselisihkan, bukan mustahil kebenaran akan dikalahkan oleh kebatilan, karena lemahnya orang yang menyampaikan kebenaran tersebut.

BERDISKUSI PADA PERMASALAN YANG BERMANFAAT
Hendaklah  diskusi yang kita lakukan pada permasalahan yang penting dan mendesak, bukan pada masalah yang tidak bermanfaat. Sebagai contoh berdiskusi tentang apakah yang lebih dahulu diciptakan, telur atau ayam? Semua ini harus ditinggalkan karena tidak membawa manfaat.

MENAHAN DIRI DARI EMOSI
Perkara ini sering diabaikan oleh orang yang berdialog. Bahkan pada umumnya kedua belah pihak saling beremosi, baik yang membawa panji kebenaran mahupun pihak yang satu lagi. Yang benar, hendaklah menampakkan nada kelembutan dalam berdiskusi. Menggunakan kalimat yang baik sepanjang diskusi. Seperti memanggil lawan bicara dengan panggilan yang sopan. 

TAMPAKKAN RASA CINTA DAN PERSAUDARAAN SERTA LEMBUT DAN SABAR DALAM DIALOG
Hal ini perlu diperhatikan. Hendaklah kedua pihak yang berdebat saling berlaku lembut dan sabar dalam berdialog. Tidak tergesa-gesa dalam menyanggah, hingga menjawab tanpa akal dan beremosi belaka. Perlu sedia mendengar pandangan dan luahan bicara orang yang kita lawan bicara. Sedia mendengar hujah lawan bicara atau dialog dengan sabar dan tenang. Jauhi meninggi dan melantangkan suara. Akhiri diskusi dengan kemesraan dan semangat persaudaran

KEMBALI KEPADA KEBENARAN
Mengalah   dari diskusi apabila lawan bicara terus berkeras kepala. Mengalah bukan berarti kalah. Jika dilanjutkan diskusi tersebut akan membawa permusuhan, rasa benci, marah, emosi yang tidak terkendali. Hingga tujuan asal diskusi atau dialog akan menyimpang dan tidak tercapai. Disinilah perlunya pandangan yang tajam dalam menilai lawan bicara. Apabila kita teruskan diskusi tidak ada manfaatnya, segara tamatkan pembicaraan dan beri nasihat tentang tujuan asal dialog. 
Inilah adab berdialog yang harus diketahui sebelum seseorang mencari kebenaran melalui jalan diskusi atau dialog.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar