Home

Juli 11, 2011

Khawatir Populasi Yang Besar : Australia Berencana Meracuni Indonesia dan Negara Asia Tenggara

Sir MacFarlane Burnet
Pakar mikro biologi terkemuka dunia asal Australia, Sir Macfarlane Burnet, pemenang Nobel yang dijuluki Ilmuwan Riset Medis Australia Terbesar, secara rahasia mendesak pemerintah Australia untuk mengembangkan senjata biologi untuk digunakan terhadap Indonesia dan negara-negara dengan populasi berlebih di Asia Tenggara.

Hal itu tercantum dalam dokumen rahasia lawas yang dibuka untuk umum oleh National Archives of Australia, walaupun ditentang Departemen Perdagangan dan Hubungan Luar Negeri.
Rekomendasi Macfarlane tersebut tercantum dalam laporan rahasia tahun 1947 yang menyatakan bahwa senjata biologi dan kimia harus dikembangkan untuk menghancurkan tanaman pangan dan menyebarkan penyakit menular.
Peran nasihat kuncinya soal senjata biologis diungkap oleh sejarawan Canberra, Philip Dorling di Arsip Nasional pada tahun 1998.
Departemen awalnya memblokir pelepasan dokumen penting tersebut, dengan alasan  akan merusak hubungan internasional Australia. Dr Dorling pun mencari review dan materi itu akhirnya dikirimkan padanya pada akhir tahun 1998.
File-file yang dibuka termasuk memo komprehensif Sir Macfarlane yang ditujukan untuk Departemen Pertahanan pada tahun 1947 di mana dia mengatakan bahwa Australia harus mengembangkan senjata biologis yang akan bekerja di wilayah Asia tropis tanpa menyebar ke pusat-pusat populasi di Australia yang lebih beriklim sedang.
“Khusus untuk situasi Australia, strategi kontra-ofensif yang paling efektif dalam menghadapi ancaman invasi oleh negara-negara yang padat penduduk di Asia akan diarahkan pada penghancuran dengan senjata biologi maupun kimia terhadap tanaman pangan tropis dan penyebaran penyakit menular yang menyebar di daerah tropis, tetapi tidak kondisi Australia,” kata Macfarlane.
Imunologi kelahiran Victoria yang memimpin Walter and Eliza Hall Institute of Medical Research itu, pernah memenangkan hadiah Nobel untuk kedokteran pada tahun 1960. Dia meninggal pada tahun 1985, tetapi teori-teorinya soal imunitas dan “seleksi klonal” memberikan dasar untuk bioteknologi modern dan rekayasa genetika.
Pada tanggal 24 Desember 1946, sekretaris Departemen Pertahanan, FG Shedden, menulis kepada Macfarlane Burnet mengatakan bahwa Australia tidak bisa mengabaikan fakta banyaknya negara sedang melakukan penelitian intensif di bidang perang biologis dan mengundang McFarlane ke pertemuan perwira militer untuk membahas persoalan tersebut.
Dalam pertemuan di bulan Januari 1947, terungkap bahwa Mac farlane iklim sedang Australia dapat memberikan manfaat signifikan bagi senjata biologi yang akan dikembangkan.
“Kontribusi utama dari riset lokal sejauh ini jika Australia serius mempelajari secara intensif kemungkinan pengembangan senjata biologis untuk daerah tropis dengan sasaran militer dan populasi sipil pada tingkat kebersihan yang relatif rendah dan sejalan dengan resistensi tinggi terhadap penyakit menular umumnya,” kata Mc Farlane dalam pertemuan.
Pada bulan September 1947, Mac farlane diundang untuk bergabung dengan subkomite perang biologi dan kimia di bawah Komite Pembangunan Peralatan dan Persenjataan Baru (New Weapons and Equipment Development Committee).
Dia menyiapkan sebuah laporan rahasia yang berjudul Catatan Perang dari Sudut Pandang Biologi, menunjukkan bahwa perang biologis bisa menjadi senjata ampuh untuk membantu membela Australia yang sedikit penduduknya.
Mac Farlane pun mendesak pemerintah untuk mendukung riset-riset perguruan tinggi, terutama cabang ilmu biologi yang memiliki spesifikasi dalam senjata biologis.
Pendekatan ilmiah klinis terbukti dalam sebuah catatan yang ditulisnya pada bulan Juni, 1948.
Dia mengatakan sebuah serangan sukses dengan agen mikrobiologi terhadap populasi manusia yang besar akan memiliki dampak buruk yang penggunaannya sangat tidak mungkin ketika kedua belah pihak mampu melakukan pembalasan.
“Penggunaan strategis utama senjata biologis juga sangat mungkin untuk mengelola coup de grace terhadap musuh yang hampir kalah dan memaksa mereka menyerah dengan cara yang sama seperti bom atom pada tahun 1945.”
“Penggunaannya memiliki keuntungan yang luar biasa, karena tidak menghancurkan potensi industri musuh yang kemudian hari dapat diambil alih secara utuh.”
“Perang biologis yang tegas baru dapat digunakan untuk memaksa musuh menyerah oleh langkah-langkah psikologis daripada aksi destruktif langsung.”
Risalah dari pertemuan di barak Victoria Melbourne pada tahun 1948 mencatat bahwa Mac farlane berpendapat “jika Australia menggarap bidang ini, ia harus diterapkan pada sisi ofensif alam tropis bukan defensif. Sangat sedikit diketahui tentang karakter serangan biologis pada tanaman tropis.”
Setelah mengunjungi Inggris pada tahun 1950 dan mengkaji program riset perang kimia dan biologi Inggris, Mac farlane mengatakan kepada Komite bahwa inisiasi epidemi di antara populasi musuh telah diabaikan sebagai instrumen perang karena kemungkinan efek balik pada pengguna.
“Di negara dengan sanitasi yang rendah, pengenalan patogen usus eksotis, misalnya dengan kontaminasi air, mungkin dapat memulai penyebarluasan wabah,” katanya.
“Pengenalan demam kuning terhadap suatu negara dengan vektor nyamuk yang tepat mungkin dapat menjadi epidemi besar yang melumpuhkan sebelum tindakan pengendalian didirikan.”
Subkomite merekomendasikan bahwa “kemungkinan serangan terhadap pasokan makanan di Asia Tenggara dan Indonesia menggunakan agen biologis harus dipertimbangkan oleh sebuah kelompok studi kecil.”
Tahun 1951 direkomendasikan bahwa “sebuah panel melaporkan kepada Subkomite Perang Biologi dan Kimia seharusnya diberi wewenang untuk melaporkan potensi ofensif agen biologis yang mungkin efektif terhadap pasokan pangan lokal Asia Tenggara dan Indonesia.”
Dr. Dorling mengatakan bahwa selagi Macfarlane menjadi ilmuwan mikro biologis Australia terkemuka, Mac Farlane juga produk zaman ketika banyak orang Australia yang sangat khawatir terhadap negara-negara Asia yang padat penduduknya.
Dorling menjelaskan pemerintah PM Menzies saat itu lebih tertarik mengembangkan maupun mendapatkan senjata nuklir. “Untungnya ini juga terbukti tidak praktis dan Australia tidak pernah memperoleh senjata pemusnah massal.”
Sekretaris Federasi Masyarakat Ilmiah dan Teknologi Australia, Peter Prancis, menyatakan ia belum pernah melihat file, tetapi keseluruhan gagasan perang biologis adalah hal yang akan membuat para ilmuwan Australia tidak merasa nyaman hari ini. “Dilihat melalui kaca mata kekinian, jelas itu saran yang menjijikkan,” kata Dr. Prancis.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar