Saudariku, hidup ini memang penuh dengan masalah. Layaknya air yang tak selamanya bening beginilah hidup selalu ada suka dan duka yang mewarnai. Kita takkan pernah merasakan senang jika rasa sedih tak pernah menyapa.
Saudariku, aku paham masalah itu rumit, aku pun mengerti pengkhianatan itu sangatlah menyakitkan, aku tahu kegagalan itu menyesakkan dan aku tahu sakit itu membuatmu tak berdaya. Aku tahu semua itu sahabat, karena aku merasakannya. Tapi sampai kapan kau akan begini? Sampai kapan kau akan terus menerus larut dalam kesedihanmu ? Sampai kapan kau akan tak berdaya dalam keputusasaanmu. Sedangkan jalan masih panjang. Padahal kau tahu dunia ini hanyalah permainanan dan duka itu akan menjadi masa lalumu. Apakah engkau akan terus menghabiskan waktumu untuk mengurus hal-hal yang akan menjadi masa lalumu, sedangkan kau masih mempunyai banyak amanah yang akan kau lakukan untuk masa depan yang akan menyambutmu.
Saudariku, engkau akan menjadi seorang istri. Kuatkanlah dirimu sekarang karena kelak suamimu akan membutuhkanmu untuk mendorongnya terus maju. Wahai saudariku engkau akan menjadi seorang ibu, kuatkanlah dirimu sekarang karena kelak anakmu akan menangis dipangkuanmu. Jangan biarkan engkau lemah sekarang, karena mereka akan membutuhkanmu. Bukankah kau bermimpi mendapatkan suami berani dalam menyuarakan kebenaran ? padahal dibalik pria yang sukses ada seorang wanita sukses mendukungnya. Bukanlah kau bermimpi anak-anakmu kelak menjadi generasi yang kuat dan cerdas ? padahal seorang ibulah yang berperan dalam keberhasilan anaknya. Sebagaimana ibunda imam syafi’i yang berperan dibalik kesuksesan putranya, hingga menjadi ulama besar sepanjang masa. atau kisah obama dengan dua wanita dibalik keberhasilannya, ibu dan istrinya. Saudariku tatkala kita lemah dan tak mampu bertahan dengan ujian kita sendiri, mungkinkah kita mampu menjadi penopang mereka ?
Saudariku, menangislah karena airmata diciptakan untuk mengeluarkan beban dihati, tapi jangan biarkan dirimu tenggelam dalam tangisanmu karena itu akan membuatmu semakin tak berdaya. Tersenyumlah karena senyummu akan mengurangi beban di pundak dan menguatkanmu. Tertawalah sejenak bersama orang-orang disekitarmu, karena tawamu dan tawanya akan menyegarkan pikiranmu.
Saudariku, bangkitlah… karena kau adalah muslimah yang kuat. Karena kau adalah muslimah yang tegar. Karena kita diciptakan menjadi makhluk yang kuat. Kau begitu kuat mempertaruhkan nyawamu untuk sebuah kehidupan baru yang keluar dari rahimmu, kau begitu kuat menahan rengek, tangis bahkan cacian dari anak-anakmu. Kau kuat dan begitu kuat. Karena kita diciptakan untuk menopang beban disekitarmu. Karena lingkunganmu membutuhkan kekuatanmu. Seperti air yang tak selamanya bening begitulah hidupmu. Jangan biarkan masalahmu seperti santan dalam kuah lodeh, yang mewarnai seisi hati dan pikiranmu, tapi jadikanlah masalahmu seperti daging yang mengapung diatas kuah sup, ada namun tak pernah mengubah warnanya sehingga kau masih bisa berpikir jernih dan memisahkan diantara keduanya.
Saudariku, kau tak sendiri. Ada Allah yang selalu mencintaimu, yang selalu mengiringi harimu. Apa kau lupa dengan nikmatNya ? apa kau lupa dengan janjiNya ?
“karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al Insyirah: 5-6). Sesungguhnya ujian itu untuk meningkatan derajatmu di sisiNya.
Saudariku, mohonlah padaNya. Mohonlah kekuatan dariNya. Karena kau tak bisa berdiri sendiri tanpaNya. Mohonlah supaya apa yang kau alami menjadi penggugur dosa-dosamu dan menjadi sarana peningkatan kualitasmu sebagai seorang muslimah. Saudariku…kau tampak cantik dengan ketegaranmu.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar