Belajar jadi Orang Bijak
“Hidup bukan sekadar menunggu mati meskipun ajal dan maut tetap menanti”. Hidup jangan terlalu memikirkan masa depan karena ia akan menjadi racun pada pemikiran. Rebutlah seberapa banyak peluang yang ada pada hari ini. Pastikan setiap saat yang berlalu tidak sia-sia. Pastikan hari ini adalah hari terbaik anda, sehingga anda bersungguh-sungguh menjalaninya, karena Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi besok, bahkan jangankan besok sejam setelah saat inipun anda tidak pernah tahu apa yang terjadi. Karena Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi besok maka sungguh-sungguhlah hari ini, siapa tahu hari ini merupakan hari terakhir yang terbaik dalam hidup Anda.
Kalau kita pelajar, maka belajar bersungguh-sungguh dan jika kita pekerja, jadilah pekerja yang berfikiran maju dan produktif. Belajar, berusaha, berdoa dan bertawakal untuk mencapai kejayaan. Jangan pernah mengeluh karena mengeluh tidak ada gunanya, mengeluh bukan solusi tetapi masalah, seorang pengeluh tidak pantas hidup berdampingan dengan banyak orang, karena hidupnya tidak pernah bersykur dengan apa yang dia dapatkan hari ini, sesungguhnya semakin banyak anda mensyukuri apa yang Anda miliki maka semakin banyak hal yang Anda miliki untuk di syukuri, ingatlah jangan pernah menunggu bahagia baru tersenyum tetapi tersenyumlah maka bahagia akan datang, jangan pernah menunggu dicintai baru anda mencintai, tetapi mencintailah maka anda akan slalu di cintai, jangan pernah menunggu kaya baru bersedekah tetapi bersedekahlah maka Anda akan kaya, jangan pernah menunggu insprirasi baru menulis tetapi menulislah maka Inspirasi akan datang pada Anda.
Belajarlah jadi orang yang bijak. Seseorang itu jahil sekiranya dia berpuas hati dengan hujjah orang jahil. Kemudian siapakah orang bijak itu? Sesungguhnya dia adalah orang yang di dalam hatinya senantiasa mengingati saat-saat kematian, mereka senantiasa takut untuk melakukan perkara-perkara sumbang. Siapakah orang yang jahil itu ? Dia ialah orang yang senantiasa memikirkan bahawa dia hidup selama-lamanya. Orang yang cerdas adalah orang yang selalu memikirkan kematian dan slalu mempersiapkan bekal untuk hidup setelah kematiannya, orang yang cerdas bukan hidup untuk hidup tetapi hidup untuk yang maha hidup, orang yang bijak itu bukan juga hidup untuk mati , bukan mencari kematian tetapi dia selalu merindukan kematian karena kematian merupakan pintu kehidupan sesungguhnya , karena kematian pintu awal untuk berjumpa dengan Allah Swt.
Justru, janganlah kita nyanyikan lagi irama sendu. Nyanyikanlah lagu-lagu kejayaan, Dendangkan nyanyian kemenangan. Lemparkan gerhana bulan ke lautan dan berikan senyumanmu yang paling manis sepanjang zaman.
Janganlah kita memandang rendah arti sebuah persahabatan, karena dalam hidup ini kita tidak akan mampu melangkah seorang diri tanpa seorang sahabat. Dua sahabat yang sejati akan selari dalam apa jua bidang yang diceburi, dan saling memahami antara mereka. Ambillah Kue dalam Toples yang sama tapi makanlah dalam piring yang berbeda, ambillah syurup dalam termos yang yang sama tetapi minumlah dalam gelas yang berbeda, bernyanyilah dan menarilah.
Terlalu sukar menjalin persahabatan kerana ia adalah pertautan hati bukan pertautan fikiran, lebih-lebih lagi bukan hubungan kebendaan semata. Teman ketawa bagaikan air di daun keladi walau tercurah tak berkesan tetapi sahabat sejati bagai air yang mengalir walau dicincang ia tak mungkin kan putus. Persahabatan yang akrab tidak akan dapat dipisahkan melainkan dengan kematian.
Andai hidup puncak perpisahan, biarlah mati menyambungnya kembali. Namun seandainya mati puncak dari perpisahan, biarlah hidup ini membawa arti yang nyata dalam kehidupan.
Cara Menjadi Orang yang Bijak
Bagaimana menjadi orang bijak? Tidak mudah menjelaskannya karena saya sendiri belum merasa sebagai orang bijak.Konon caranya banyak dan bisa dilihat dari berbagai prespektif antara lain:
· selalu mengevaluasi diri apa adanya (kekuatan dan kelemahan) sebelum mengevaluasi orang lain;sekaligus mau mengakui kelemahan diri kita;
· selalu memprioritaskan pengunaan sumberdaya secara optimum (tidak boros) tanpa merugikan pihak lain;
· berempati terhadap orang lain yang sedang mengalami duka atau sukacita;
· menahan emosi (bersabar dan menahan amarah) atas kritik orang lain tentang diri kita;
· menjadi pendengar dan pembicara yang baik (ucapan,bahasa tubuh,kadar emosi);
· merespon pendapat orang lain tanpa harus menyakiti orang tersebut; dan hendaknya memberi jalan keluarnya;
· berpenampilan murah senyum dan tidak kikir menghargai orang lain;sekaligus menihilkan sifat menyakiti orang lain;
· menunjukkan kerendahan hati namun tidak rendah diri kecuali di hadapan Allah;
· selalu menambah ilmu pengetahuan utamanya agama dan memanfaatkannya demi rahmatan lil alamin;
· mensyukuri apapun yang diberikan Allah kepada kita;
· mengurangi rasa kesedihan atas kehidupan yang keras; bersabar dan siap-siaplah menerima pertolongan yang segera datang dari Allah;
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar