Jika kita mengenal Rasulullah saw, lalu mengamalkan secara sungguh-sungguh apa yang telah beliau contohkan, maka akan lahir kerinduan untuk berjumpa dengannya. Inilah pertanda cinta yang akan mengantarkan kita menjadi ahli syurga. Saudaraku yang budiman, sungguh, setiap orang merindukan hidup penuh kebahagiaan, kemuliaan, kehormatan, serta sukses dunia akhirat. Namun sayang, kenyataannya seringkali tidak sesuai dengan harapan. Padahal hidup kita di dunia hanya sekali dan belum tentu lama.
Karena itu, kita harus segera menemukan kunci yang dapat membuka pintu karunia yang diidamkan tersebut. Kunci itu adalah pribadi Rasulullah saw; qudwah hasanah atau contoh terbaik dalam kehidupan. Allah swt berfirman dalam QS Al-Ahzab ayat 21: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasul itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Dari sini, jika kita bersungguh-sungguh mengenal dan meneladani setiap gerak laku Rasulullah saw, insya Allah, kita akan mendapat keuntungan yang dapat segera dirasakan manfaatnya.
Apa saja yang akan kita peroleh dengan meneladani akhlak Rasulullah saw? Ada enam keuntungan. Pertama, hidup akan terasa lebih mudah dan indah. Meniru akan jauh lebih mudah daripada menciptakan. Dan, meniru kebaikan bukanlah hal tercela, bahkan akan bernilai ibadah. Apalagi meniru Rasulullah saw. Dengan meniru beliau, hidup menjadi lebih mudah karena segala sesuatunya telah dicontohkannya.
Ada sebuah ilustrasi. Kita akan lebih menikmati berjalan di rimba belantara bila kita disertai pemandu yang sudah sangat paham, berpengalaman, dan menguasai medan. Begitu juga perumpamaan orang yang selalu mencontoh Rasul yang mulia. Ia akan bisa menikmati beragam episode hidup, betapa pun sulitnya, karena telah ada pembimbing dan teladan terbaik yang menguasai medan kehidupan.
Kedua, hidup menjadi lebih mulia dan terhormat. Dengan meneladani Rasulullah saw, orang akan merasakan dampak dari kesabaran, kerendahan hati, keikhlasan, kedermawanan, dan kemuliaan akhlak diri. Karena standar prilaku Rasulullah saw begitu tinggi dan mulia, secara tidak langsung-baik sadar maupun tidak-akan mengangkat martabat, kehormatan, serta kemuliaan bagi siapa pun yang menirunya. Firman Allah swt: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS Al Qalam: 4).
Ketiga, akan disukai dan disayangi orang lain. Rasulullah saw adalah pribadi yang sangat menyenangkan dan penuh manfaat bagi orang banyak. Dengan mencontohnya, kita pun akan menjadi pribadi yang menyenangkan dan bermanfaat. Konsekuensinya, pribadi seperti ini akan melahirkan simpati, rasa hormat, dan kasih sayang dari orang lain.
Keempat, hidup akan penuh prestasi. Rasulullah saw adalah tipe orang yang selalu menjaga mutu dari setiap prilaku. Beliau selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik, dengan konsep yang jelas, perencanaan yang matang, sikap profesional, dan dengan etos kerja yang prima. Hasilnya pun terbukti dan teruji kualitasnya hingga sekarang. Bisa dibayangkan jika kita hidup dengan meniru cara beliau hidup. Kemampuan berkarya dan berprestasi akan makin melejit, potensi berkembang maksimal, aneka masalah akan terkemas menjadi sesuatu yang bernilai tambah bagi kemajuan hidup.
Kelima, akan dicintai Allah. Allah Azza wa Jalla telah berjanji untuk mencintai siapapun yang mencintai kekasih-Nya. Rasulullah saw adalah orang yang paling dicintai Allah. Bila kita mencintai beliau, maka otomatis cinta Allah pun akan mengaliri kehidupan kita. Allahu Akbar!
Keenam, insya Allah kita akan masuk syurga. Seseorang akan mengikuti prilaku orang yang dicintai dan diidolakannya. Suatu ketika ada seorang sahabat bertanya, “Seseorang mencintai kaumnya. Apakah kelak ia akan bersama-sama mereka?” Rasul menjawab, “Ia akan bersama orang yang dicintainya”.
Intinya, jika kita mengenal, lalu mengamalkan secara sungguh-sungguh apa yang telah dicontohkan Rasulullah saw, maka akan timbul perasaan cinta dan rindu ingin berjumpa dengannya. Inilah pertanda cinta yang akan menjadikan kita ahli syurga. Aamiin.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar