Home

Desember 29, 2010

Dulu Ingin Bunuh Diri, Sekarang Menjadi Motivator

Terlahir tanpa tangan dan kaki, Nick Vujicic sering terpikir untuk bunuh diri. Namun kini pemuda 28 tahun ini justru menjadi motivator bagi banyak orang.


Sangat wajar jika seseorang yang terlahir sebagai tunadaksa seperti Nick Vujicic menyesali dan menyalahkan Tuhan. Tidak hanya Nick, orangtuanya pun selama berbulan-bulan harus merasa sedih, terpukul, dan bertanya-tanya mengapa anak pertamanya terlahir cacat.


Padahal, kedua adik Nick terlahir dengan sempurna. Beragam ketakutan pun tergambar dalam benak mereka. Akan seperti apakah anaknya kelak ketika dewasa? Bisakah tumbuh normal? Bagaimana masa depan dan karirnya?

Tapi ketakutan dan kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti. Pria kelahiran Melbourne 4 Desember 1982 ini menjadi salah satu manusia paling bahagia di dunia. Tidak hanya itu, dia juga menjadi motivator yang memotivasi semua orang di seluruh dunia untuk berprestasi.

Bahkan, dia sudah menuliskan jurus-jurus motivasinya lewat buku Kife Without Limit dan Hug. Dia juga sudah keliling dunia untuk memberikan ceramah untuk menceritakan betapa indahnya hidup ini. Tapi apakah kepercayaan diri dan prestasi Nick tumbuh dalam sekejap? Tentu tidak. Butuh waktu bertahun-tahun untuk berkompromi dengan keadaan. Banyak fase yang harus dilalui Nick hingga akhirnya dia berhasil menjadi pribadi yang hebat.

Semuanya berawal ketika orangtua Nick memasukkan Nick ke sekolah umum. Semula ibu Nick dianjurkan untuk mendaftarkan putra sulungnya ke sekolah khusus anak-anak cacat, tapi dia menolak.

”Sekolah-sekolah macam itu penuh anak dengan keterbelakangan mental. Sementara ibu saya tahu saya normal, cerdas dan lingkungan seperti itu tidak menguntungkan saya,” kata Nick dalam website-nya. Dengan usaha yang cukup keras serta menjalani banyak tes, akhirnya Nick bisa masuk ke sekolah umum. Fasilitas baru untuk Nick pun ditambahkan di sekolah itu.

Akhirnya Nick bisa sekolah dengan ’lebih nyaman’. Tapi kendala ternyata tetap saja ada. Nick dilecehkan baik secara fisik maupun psikis. Hal itu membuatnya depresi. ”Tentu saja sakit. Tapi selama itu, Tuhan membantu saya mengatasinya dengan cara mempelajari apa yang Tuhan pikirkan tentang saya,” sambung Nick menyebutkan salah satu ayat dalam Mazmur 139:17-18.

Bahkan, dalam fase itu Nick sempat bunuh diri. Hal itu dirasakan ketika berusia 8 tahun. ”Pada usia itu pikiran-pikiran untuk bunuh diri sering melintas. Saya merasa jadi beban orangtua dan bertanya-tanya bagaimana masa depan saya kelak. Dan saya tidak bisa menjawabnya,” lanjutnya.

Memperdalam Agama

Nick pun sempat menyalahkan Tuhan atas kondisi yang dia alami. Tapi karena terus memperdalam pengetahuan agama, dia menyadari Tuhan menciptakan dirinya bukan tanpa alasan. ”Saya sadar saya harus menata diri lagi. Tuhan pasti punya banyak tujuan tertentu, meski keadaan saya begini,” katanya.

Sejak saat itu Nick percaya Tuhan dan berserah sepenuhnya kepadaNya. Nick sadar, salah satu tujuan Tuhan menciptakannya seperti itu gar orang lain meyakini kekuasaanNya dan bersyukur. Nick merasa tertantang untuk menyadarkan siapa pun yang tidak bersyukur dengan keadaannya. Pada usia 15 tahun, Nick secara verbal berterima kasih kepada Tuhan bahwa dia dibiarkan hidup.

Dan pada usia 17 tahun, Nick merintis impiannya menjadi motivator. Dia pun memulai ’karir’nya dengan memberi kesaksian di gereja-gereja, tentang betapa dia pernah mengalami masa-masa penuh kekalutan namun kini bersyukur atas segala karunia-Nya.

Tapi kini Nick tampil di mana pun dia dibutuhkan. Dia memberi ceramah di depan para pelajar, guru, anak-anak muda, pengusaha, orangtua, wirausahawan dan sebagainya. Mulai dari kelas kecil hingga di depan ribuan orang. ”Tapi favorit saya adalah segmen remaja. Karena angka bunuh diri pada remaja sangat tinggi. Kalau saya bisa menyelamatkan satu remaja saja, saya akan merasa sangat berprestasi,” kata penulis No Arms, No Legs-No Worries! ini.

Saat ini Nick sudah bepergian dan memberi motivasi di 25 negara. Banyak yang jatuh cinta dengan Nick karena kepribadiannya yang menyenangkan. Agar lebih bisa memberi motivasi kepada banyak orang di seluruh dunia, Nick pun mendirikan organisasi nirlaba untuk para tunadaksa, yaitu Life Without Limbs (LWL). Sebagai presiden LWL, sekaligus duta tunadaksa, dia terus memompa semangat orang-orang bernasib sama dengan dirinya.

Salah satu kalimat Nick yang membesarkan hati semua orang adalah ”Jika Tuhan bisa menggerakkan seseorang yang tidak memiliki tangan dan kaki untuk menjadi kaki-tanganNya, maka Dia pasti bisa menggerakkan semua orang yang punya sekadar niat baik dalam hatinya!”*end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar