Beauty is in the eye of beholder
Beauty is also born from the heart
The real beauty is inner beauty
And the perfect beauty is shalihat
Beauty is also born from the heart
The real beauty is inner beauty
And the perfect beauty is shalihat
Siapa sih yang nggak mau dibilang cantik atau ganteng? Semua memuja keindahan dan kecantikan. Cantik bisa dilihat dari berbagai sisi, tergantung sudut pandang orang menilai kecantikan. Penggalan kalimat yang sedikit filosofis di atas mungkin terdengar agak basi, apalagi bagi kaum Hawa yang cenderung lebih mengutamakan tampilan kemasan. Eits, jangan sensi dulu! Cantik secara fisik juga perlu, tapi cantik batiniah dan perilaku juga wajib. Makanya ada konsep 3B (tambah imtaq lebih mantap!). gimana sih konsep cantik yang shalihah itu?
Sejak manusia dilahirkan, nilai keindahan dan kecantikan menjadi sesuatu yang dipuja. Qobil dan Khobil saja bertengkar karena menyukai kecantikan perempuan. Konon, Cleopatra, Nefertiti, Monalisa, Lady Diana bahkan aktris sekaliber Angelina Jolie pun dipuja dan diperebutkan karena kecantikannya. Wajar sih kalau kita mengagumi kecantikan dan ketampanan makhluk, karena semua itu anugerah dari Yang Maha Sempurna. Akan tetapi, kita perlu menilai cantik itu dari berbagai sisi terbaik dan kebenaran hakiki, bukan sekedar dorongan hasrat. Cantik sering diidentikkan dengan kebagusan fisik : tinggi semampai, kulit putih, rambut lurus., dan lain-lain yang menimbulkan rasa tidak PD pada remaja atau orang yang tidak memiliki kriteria itu. Duh, sempit amat dunia kalau seperti itu.
Beberapa tahun terakhir, negara-negara kapitalis mematok kriteria cantik berdasarkan 3B (Brain, Behavior, Beauty). Negara kita juga ikut mengadopsi konsep itu, khususnya untuk menilai kecantikan pada ajang kontes kecantikan. Secara tidak langsung, konsep cantik itu banyak mengeksploitasi jasmani si peserta karena yang ditonjolkan tetap saja unsur beauty-nya. Seperti itukah definisi cantik yang “menjanjikan segala kebahagian”?.
Kecantikan bergantung kepada siapa yang melihat dan menilai. Dalam hal ini unsur rasa turut menentukan, sehingga sering dikatakan bahwa cantik atau ganteng itu relatif. Pada zaman Kaisar Romawi, gambaran fisik kecantikan perempuan ialah bertubuh gendut dan subur. Wanita kurus dan langsing dianggap kurang gizi dan lemah. Ini menunjukkan bahwa pada masa itu, kekuatan menjadi unsur utama penilaian cantik. Hingga akhirnya, perkembangan zaman menorehkan sejarah pergeseran kriteria kecantikan fisik seperti sekarang.
Remaja muslim, pernahkah kita menyadari bahwa kita sering dininabobokan produk-produk iklan tertentu untuk memenuhi kriteria cantik? Berkorban banyak materi karena mendamba kecantikan fisik semata. Pandangan seperti ini bisa menghambat daya pikir kreatif dan positif kita, lupa memperbaiki akhlak, lalai meng-upgrade pemikiran dan keimanan. Wajar saja kalau remaja kita semakin lemah dan tertinggal karena pola pikirnya tidak seimbang. Jika kita mau berpikir lebih peka dan benar, kecantikan fisik itu hanya sementara. Perlahan tapi pasti, semua itu akan lekang dimakan usia. Mempercantik fisik memang tidak ada salahnya, asal tujuannya benar, misalnya demi kesehatan dan kenyamanan ibadah. Namun, jika menjadi korban kriteria cantik secara fisik, nggak zaman dech..
Harus kita waspadai bahwa kecantikan fisik tidak selalu berbanding lurus dengan kecantikan akhlak, kecerdasan emosional, intelektual dan spiritual. Kecantikan yang menyeluruh itu ialah yang bisa memadukan perbuatan, perkataan dan perasaan yang shalih dan shalihah. Dalam buku curhatnya, mantan Puteri Indonesia Angelina F. Sondakh mengeluhkan beberapa kegiatannya yang kebanyakan berhubungan dengan demo kecantikan fisik atau seminar seputar kecantikan selama menjadi Puteri Indonesia 2001. Ia mengaku jenuh karena sisi brain dan behavior-nya kurang tergali dan termanfaatkan untuk kepentingan bangsa. Padahal, kecantikan fisik bukan modal utama, inner beauty-lah yang membuat perempuan terlihat sempurna.
Konsep Cantik yang Islami
Dari pendapat di atas, kita dapat memetik sebuah pelajaran bahwa eksploitasi kecantikan fisik pada akhirnya menimbulkan kontroversi pada pribadi seseorang dan lingkungan sosialnya. Misalnya, ketika Indonesia mengirimkan duta untuk kontes Miss Universe, banyak kalangan agamawan dan budayawan yang menentang. Sayangnya, kepentingan politis dan ekonomi selalu mengalahkan nilai-nilai religi, moral dan budaya kebenaran. Pada akhirnya, kecantikan dari dalam diri lah yang menjadi sumber kebahagiaan dan kemanfaatan.
Sebagai remaja muslim, kita harus senantiasa mempersiapkan jiwa dan raga untuk menggapai cantik yang sesungguhnya. Kecantikan sejati lahir secara alami, bukan polesan kosmetik belaka. Remaja muslim yang cantik ialah yang berisi luar dan dalam. Berakhlak baik, cerdas dan tanggap terhadap diri dan lingkungan, serta memiliki keimanan yang mantap. Seseorang akan terlihat cantik bila kita merasa nyaman dan damai berada di dekatnya.
Ada beberapa ciri atau kriteria cantik yang shalih dan shalihah yang dapat kita realisasikan, di antaranya :
- Kulitnya dilindungi jlbab, berpakaian bersih, pas dan rapi
- Sehat jasmani dan rohaninya, yang tercermin dari gerak tubuh dan sikapnya yang luwes dan terampil
- Mampu menjaga pandangan karena ketakwaannya
- Senantiasa menyuarakan dzikrullah
- Selalu tersenyum ramah dan tulus
- Senantiasa mengejar dan belajar ilmu kebaikan dan dakwah di majlis-majelis keilmuan
- Menebar cinta kepada sesama dalam jalinan ukhuwah
- Tidak mengutamakan kepentingan materi atau dunia semata
- Birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua)
Kriteria di atas, mungkin hanya sebagaian yang terangkum dari sekian banyak kecantikan yang shalihah. Remaja muslim seperti itu akan terasa sejuk dipandang mata. Terasa nyaman dan ada keinginan untuk berintrospeksi setiap kali di dekatnya karena sikap, sifat dan perkatannya selalu penuh keteladanan. Inner beauty sejati ialah keshalihan.
Landasan Kecantikan
Apa sih yang jadi landasan kecantikan sejati. Jelas Islam dong! Segala aturan dalam Islam sudah seimbang, pas, dan klop dengan kebutuhan dan fitrah kemanusiaan, laki-laki maupun perempuan. Misalnya, kewajiban menutup aurat, selain sebagai perintah agama , manfaatnya ditujukan untuk menjaga kehormatan. Semua sesuai dengan kapasitas dan posisinya sebagai hamba Alloh SWT. Yang harus kita lakukan ialah belajar menyadari, menikmati dan mensyukuri, serta menjaga anugerah Yang Maha Bijaksana.
Jadi girls, 3B itu memang konsep kecantikan yang lengkap dan harus disempurnakan dengan landasan IMTAQ, agar kita nggak salah lagi menafsirkan dan merealisasikan konsep kecantikan sejati.
Sebagai remaja muslimah, kita tak secantik Julaikha, tak sesuci Maryam, tak secerdas Aisyah, tak setabah Fatimah, apalagi setakwa Khadijah yang selalu setia dalam sengsara. Kita hanyalah perempuan akhir zaman yang senantiasa berupaya menjadi shalihah demi membangun keturunan yang shalih dan shalihah. Amin.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar