Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.
“Menikah, adalah fitrah, merupakan ibadah tempat menuai berkah”
Banyak hal yang bisa menjadi motivasi seseorang untuk menikah, ada yang mengatas namakan cinta, sebagai tempat melabuhkan hatinya, belahan jiwa untuk berbagi suka dan duka, sebagai sarana meneruskan keturunan, untuk menyalurkan hasrat manusiawinya, dan lain sebagainya. Semua itu tentu tidaklah salah, karena memang hanya dengan menikahlah hal itu menjadi halal, legal, bermartabat dan terhormat.
Namun apakah hanya sampai disitu nilai sebuah pernikahan? Tentu saja tidak, karena sepasang burung pun melakukannya, mereka bahu membahu membangun sarangnya, bergantian mengerami telurnya, setiap pagi induknya mencari makan untuk anak-anaknya hingga mereka bisa terbang dan sanggup mencari makan sendiri. Subhanallah burung-burung itu telah mengajarkan arti kehidupan pada kita.
Rasulullah, teladan kita yang mulia telah mengajarkan bahwa menikah itu adalah ibadah. Kita sering mendengar pernyataan seperti itu, tapi apakah kita benar-benar memahaminya. Allahu’alam. Sungguh dibalik pernyataan sederhana itu terdapat banyak hikmah yang harus selalu kita gali, kita renungi, kita patri dalam hati, dan semoga bisa menjadi penghias diri, sebagai bekal di hari nanti.
Menikah itu ibadah, tidaklah Allah menciptakan diri ini melainkan hanya untuk beribadah kepadaNya. Seluruh gerak kita sepatutnya kita niatkan untuk beribadah kepadaNya. Seluruh khilaf kita sepatutnya kita mohonkan ampun padaNya. Seluruh nikmat yang kita dapat sepatutnya kita syukuri dengan memuji namaNya. Setiap ujian yang datang sepatutnya kita hanya memohon pertolonganNya.
Menikah itu ibadah, karena kecintaan kita pada istri akan mendorong kita untuk membimbingnya pada kebaikan yang akan menghadirkan kecintaan Allah pada keluarga kita. Adakah cinta yang lebih patut kita harapkan dari cintanya Sang Maha Pencinta. Ketika suami istri saling menggenggam tangan, maka berguguranlah dosa-dosa mereka dari sela-sela jari. Adakah yang lebih beruntung dari orang-orang yang diampuni dosanya. Ketika istri dapat menyenangkan suaminya sehingga suaminya ridho, maka dibukalah pintu-pintu surga agar dia dapat memasukinya dari manapun dia suka.
Subhanallah.
Menikah itu ibadah, Allah akan menolong hambaNya yang menikah karena ingin menjaga diri dari perbuatan zina. Jikalau menikah itu hanya untuk menyalurkan hasrat seksualnya, bukanlah tidak mungkin jika belum terpuaskan hasratnya dia akan mencari pelampiasan lain yang tidak halal. Maka jangan heran kalau kita pernah mendengar seorang aktifis dakwah yang berselingkuh dengan tetangganya, naudzubillah. Sungguh mulia ketika Rasulullah mengatakan menikah itu akan menjaga kehormatan kita, beliau tidak mengatakan bahwa menikah itu akan menjadi tempat menyalurkan hasrat kita. Meskipun pelaksanaannya sama sungguh nilainya sangat jauh berbeda, Allahu Akbar.
Menikah itu ibadah, insyAllah kita akan diamanahkan anak-anak yang akan menjadi hiburan bagi orang tuanya, ia nya adalah rizqi dari Allah sebagai pengikat hati orang tua. Membinanya bukanlah suatu beban melainkan sebuah amanah indah yang harus kita tunaikan, karena kebaikan dan doanya akan menjadi deposito pahala yang tak pernah putus hingga kita tiada. Maka bersyukurlah pada Allah atas segala nikmat yang bahkan kita tidak mengetahuinya.
Menikah itu ibadah, maka syaitan akan mengerahkan seluruh bala tentaranya untuk menghalang-halangi setiap usaha anak manusia untuk melaksanakan dan mempertahankan pernikahan. Pernikahan yang penuh barokah adalah benteng iman yang paling kokoh, melindungi orang-orang di dalamnya dari gempuran hizbu syaitan yang kian dahsyat di saat kiamat sudah dekat. Karena berarti realisasi janji syaitan untuk membawa pengikut sebanyak-banyaknya semakin mendekati dead line. Selain berharap hanya pada pertolongan Allah, dituntut kesabaran dan keikhlasan kita dalam mengarungi bahtera yang kadang bergelombang dan berbadai ini.
Menikah itu ibadah, tapi menikah bukanlah puncak prestasi yang patut kita bangga-banggakan, janganlah sampai kita merasa diri lebih baik dari orang lain karena kita sudah menikah. Marilah kita berlindung pada Allah dari tipu daya syaitan seperti ini. Sepatutnya pernikahan itu menjadi sebuah madrasah, media dakwah dan tarbiyah. Menjadikan kita semakin merasakan Kebesaran Allah, menjadikan tumbuhnya cinta dan kasih sayang semakin menjauhkannya dari hubbud dunya, membuat kita semakin mengerti akan kegelisahan saudara kita. Sehingga keberkahannya akan beresonansi pada orang-orang di sekitarnya.
Wallahu alam bish-shawab…
Semoga bermanfaat..
Amieeeen..
Amieeeen..
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar