Home

Februari 14, 2011

Kakek 64 Tahun Menyeberangi Samudera Antlantik dengan Dayung

Dengan kemajuan teknologi, bepergian menjadi begitu mudah. Mau jalan-jalan ke Amerika? Pergi ke travel agent cari tiket, tinggal pilih—mau perjalanan yang melintasi Samudera Pacific atau Atlantik.  Tetapi, sendiri menyeberangi Samudra Atlantik dengan mengkayuh kayak pakai dayung? Tidak mudah, tentunya. Minggu lalu, seorang kakek berusia 64 tahun berhasil menyeberangi Samudra Atlantik dengan mengkayuh kayak–semacam sampan kecil.


1297404546733571739
Aleksander Doba (Courtesy: Arsoba Travel)





Aleksander Doba (64 tahun, Polandia), berangkat dari Dakar—ibu kota Senegal (Afrika Barat) pada tanggal 26 Oktober 2010. Setelah 98 hari 23 jam dan 42 menit mengayuh bidak kayak di samudra, akhirnya Doba berhasil mencapai pantai utara Brasil, tepatnya di Acaraú.


Kayak adalah semacam sampan kecil yang biasanya dipergunakan oleh orang-orang yang tinggal di daerah kutub utara. Tentunya sampan yang dipergunakan oleh Aleksander Doba bukanlah sampan-sampan tradisional seperti yang dipakai oleh nelayan-nelayan kita di Indonesia. Yang menggugah dari perjalanan ini adalah perjuangan Doba yang sudah berusia 64 tahun menyebrangi Samudera Atlantik seorang diri!

Tentu saja, Doba mengalami banyak hambatan ditengah perjalanan sendiri ditengah samudra hanya dengan menggunakan kayak yang hanya bisa dikayuh. Usia yang sudah tidak muda lagi—dipanggang terik matahari di lintasan equator yang menyengat sepanjang hari. Hembusan angin samudra di malam hari. Peralatan rusak. Tetapi itu semua sama sekali tidak membuat Doba gentar.


12974046731221715819
Dengan mengayuh dayung Doba melewati rute dari Senegal ke Brasil (Courtesy: Arsoba Travel)


Doba mampu bertahan selama 98 hari 23 jam hanya dengan makanan yang telah mengalami dehidrasi dan ikan yang berhasil dia tangkap selama perjalanan. Saat ‘desalinator’-nya rusak dia harus menadah air hujan untuk diminum.

Besarnya kekuatan tekad dan keinginanlah yang membuat Doba mampu untuk terus berusaha melanjutkan perjalanannya, yang bahkan pria muda pun belum tentu sanggup melakukannya”, Jeff Moag (editor majalah Canoe & Kayak) menuliskannya.

Luar biasanya, waktu tempuh Aleksander Doba (mantan juara kayak air tawar) rata-rata sekitar 34 mil (+/-54 km) per hari, dengan kecepatan rata-rata 1.4 mil (+/- 2.25 km) per jam. Pastinya dibutuhkan kesabaran yang luar biasa untuk menyelesaikan perjalanan selama itu. Terlebih-lebih sendirian di tengah samudera hanya dengan kayak. Tanpa juru medis, tanpa penyertaan apapun selain dirinya sendiri dan peralatan yang dia bawa. Tetapi Doba berhasil tiba di Brasil minggu lalu (02/02/2011) dalam kondis sehat, seperti diceritakan oleh majalah Canoe & Kayak.

Yang unik dan membuat saya kagum, ditengah-tengah perjalanan gawat itu, Doba konon masih sempat berkomunikasi dengan handphone satellite (di recharge menggunakan panel penyerap tenaga surya yang dipasang di tengah-tengah kayaknya). Bahkan sempat berkicau melalui akun twitternya (seperti terlihat dibawah ini):


12974049131908535685

Melalui kicauan Twitter Doba menceritakan pengalamannya (Screenshot oleh: Gusti)
Untuk menggambarkan pengalaman Doba mengarungi Samudera Atlantik, saya terjemahkan kicauan Doba melalui akun twitternya sejak:
5 Nov – Saya sudah terlalu jauh dari Afrika, tidak bisa kembali lagi. Selanjutnya – Amerika
8 Nov – Beberapa hari yang lalu saya diserang oleh ribuan serangga. Mereka berhamburan dimana-mana. Mudah-mudahan saya bisa mengatasi mereka.
9 Nov – Sejak awal perjalanan, saya telah melihat banyak hiu. Sering mereka muncul ke permukaan, tetapi kadang-kadang mereka berada beberapa meter di bawah permukaan air. Saya hanya berani cipratin, tidak berenang!
10 Nov – Masih sangat panas! Di siang hari saya pasang kanopi dan bersembunyi dari sengatan matahari.
13 Nov – Sudah 2 minggu saya meninggalkan Afrika, malaria tidak menyerang saya.
17 Nov – Topan besar baru saja terjadi, saya masuk ke dalam, saya merasa seperti siput di dalam cangkangnya.
21 Nov – Sangat panast. Saya tidur 2-3 jam setiap malamnya. Tidak mungkin bisa tidur siang harinya.
27 Nov  - Topan terus datang, bahakan beberapa hari. Tolong doakan saya. Alat penangkap singal doa dan pikiran baik saya nyalakan :-)
30 Nov – Angin kencang saat ini mendorong saya ke arah utara. Hal baiknya, saya berhasil memangkap empat ekor ikan kecil. Saya masak, rasanya oke.
21 Dec -  Satu jam menjelang matahri terbit, sesatu menabrak kemudi saya, seekor hiu dengan panjang 3 meter! Saya memukulnya beberapa kali dengan dayung dan dia pergi menjauh.
12 Jan – Disalinator saya rusak! Sekarang bergantung pada kemampuan tangan untuk menadah air hujan.
21 Jan – Melewati 75% perjalanan!
22 Jan – Tadi malam ada garis hitam melintangi air! Dengan kecepatan yang saya naikkan saya melewatinya dengan cara membenamkannya dengan kayuh. Sekarang saya berada di bagian selatan Hemisphere!
7 Feb – Saya selesai di Acarau, Brazil. Sekarang saya makan bertiga, membersihkan kayak, memodifikasi beberapa hal dan lanjut…

Perjalanan tersebut menempuh jarak sekitar 3,320 mil (sekitar 5345 kilo meter), dan Aleksander Doba adalah orang keempat yang berhasil menyeberangi Samudera Atlantik setelah:
Franz Romer - 1928 (Portugal - Puerto Rico, 58 hari)
Hannes Lindemann – 1956 (Canary Islands - British Virgin Islands, 72 hari)
Peter Bray – 2001 (Canada – Irlandia, 75 days)
Nah, sebelum mencoba menyeberangi Samudera Atlantik, bagaimana kalau anda coba menyebrang dari Jawa ke Kalimantan dulu? :-)  ~Gusti (Sumber: Twitter/AleksanderDoba, Majalah Canoe & Kayak, Adventure Journal, Arsoba Travel, dan wikipedia).

sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar