Boleh percaya atau
tidak. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikatakan menjadi pemenang dalam
Pilpres sebanyak dua kali karena kecurangan sistem Informasi Teknologi (IT)
yang dikendalikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Adalah
Ir S Indro Tjahjono yang mengungkapkan informasi mengejutkan tersebut.
Ia
mengaku ikut terlibat dalam kecurangan oleh sistem Informasi Teknologi (IT)
yang sistemnya dikendalikan oleh KPU.
Indro
mengatakan sistem kecurangan IT dulu terjadi di zaman Orde Baru dan kini
kembali terjadi di era pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu di bawah
kepemimpinan SBY.
“Pemilu
sekarang tidak berbeda dangan pemilu di ORBA. Ada biaya rekayasa besar yang
dipersiapkan untuk menset-up sistem entry dan rekap data komputer yang hasilnya
akan memenangkan SBY,” terang mantan aktivis 78 di Rumah Perubahan Jl Gajah
Mada, Jakarta, Selasa (03/07).
Terang
Indro, modus ini merupakan bagian dari sistem National Democratic Institute
(NDI) yang dipakai untuk kemenangan pemilu di Amerika Serikat, dengan
menggunakan lembaga-lembaga pemantau pemilu yang sebenarnya ditugaskan untuk
memantau jalannya sistem yang dipakai dalam pelaksanaan pemilu.
Lanjutnya
dia menceritakan ketika KPU terang-terangan menawarkan terhadap dirinya
penjualan suara. Dan menurutnya ini bisa jadi panduan bagaimana memenangkan
suara dan DPT.
Dia
mengharapkan perlu dilakukan revolusi dan buat aturan KPU yang baru.
“KPU
melakukan riset terlebih dulu sebelum melakukan rekayasa. Formulir C-1 sangat
menentukan kemenangan pemilu,” pungkasnya. @aligarut
Sumber:
1 komentar:
Segala sesuatu Allah yang mengatur dan mengijinkannya
Posting Komentar