“ Orang yang benar – benar miskin adalah orang yang selalu membutuhkan Allah SWT dalam segala situasi. Seorang hamba akan menyaksikan bahwa semua molekul yang berada di luar dan di dalam dirinya benar – benar membutuhkan Allah SWT dari segala sisi. “ (Tahdzib Madarij as-Salikin 2/749)
" Ya Allah, hidupkanlah aku sebagai orang miskin, matikanlah aku sebagai orang miskin, dan bangkitkanlah aku kelak di hari kiamat bersama kelompok orang - orang miskin pula. " (Do'a Baginda Rasulullah SAW.)
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْـفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَأَجْدَرُ أَلاَّ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ
Lihatlah orang yang lebih rendah (kenikmatannya) darimu dan janganlah melihat kepada yang lebih banyak (kenikmatannya) darimu agar kamu tidak mencela nikmat yang Allah anugerahkan kepadamu. (HR Muslim dan Tirmidzi)
Ibnu Athaillah menasihatkan, “Terkadang Allah memberimu, tapi sebenarnya menahan anugerah untukmu. Adakalanya Allah mencegah pemberian untukmu, meskipun sebenarnya Allah telah memberi anugerah untukmu.”
Kadang-kadang Allah memberi kekayaan kepada manusia beserta kesenangannya, akan tetapi Allah tidak memberi taufik dan hidayah-Nya. Sebaliknya, terkadang Allah tidak memberi anugerah kekayaan dunia, akan tetapi menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya. Allah menahan rejeki manusia, adakalanya untuk memberi kesempatan baginya mencari taat, dan menghindarkannya dari maksiat; atau memberinya kekayaan, tapi tidak memberinya ketaatan dan keshalehan.
“Allah memberi kamu kelapangan agar kamu tidak selalu dalam kesempitan. Allah memberi kesempitan kepadamu agar kamu tidak hanyut di waktu lapang. Allah melepaskan kamu dari kedua-duanya agar kamu tidak menggantungkan diri kecuali kepada-Nya semata,” pesan Ibnu Athaillah berikutnya.
Ya Allah, kami membutuhkan bantuan dan hidayah-Mu, maka berilah petunjuk kepada kami untuk melakukan amal shaleh. Sungguh! Tidak ada yang dapat memberi petunjuk pada kebaikan amal tersebut dan juga tidak ada yang dapat memalingkan dari keburukannya kecuali Engkau. Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku untuk dapat meniti jembatan menuju diri-Mu, wahai Zat Penyelamat dari kerusakan dan Penolong dari ketenggelaman (dalam kesesatan), wahai Zat yang teragung kebaikannya.
Ya Tuhanku, jika dosa – dosaku telah membuatku takut, maka cintaku kepada-Mu telah membuatku berani. Maka palingkanlah oleh-Mu dariku sesuatu kepada ahlinya dan dengan anugerah-Mu, kembalikanlah kepada orang yang tertipu oleh kebodohannya.
Ya Tuhanku, seandainya Engkau ingin merendahkan diriku, kenapa Engkau memberi hidayah kepadaku. Seandainya Engkau mencela diriku, maka janganlah Engkau menutupinya dariku. Berilah kenikmatan dengan sesuatu yang Engkau hidayahkan kepadaku dan langgengkanlah untukku sesuatu yang Engkau gunakan untuk menutupiku.
Wahai Tuhanku. . . wahai Tuhan dan Penolongku, ikatlah hatiku dengan tali cinta-Mu, dekatkanlah diriku pada tujuan tertinggi-Mu, alirkanlah kepadaku aliran jernih-Mu, memetik buah kerinduhan kepada-Mu, meminum dari telaga pengetahuan-Mu, menyucikan diri di kebun karunia-Mu dan berendam di kediaman-Mu dengan menyebut segala nikmat-Mu.
Ya Allah, jadikanlah hatiku ke dalam golongan hati – hati yang berjalan menuju ke arah-Mu dan senang kepada-Mu. Jadikanlah jiwaku ke dalam golongan jiwa – jiwa yang kehilangan pilihan (kecuali) untuk mengagungkan-Mu dan lepaskanlah dari penjara untuk dapat mengembara bersama para pengembara demi mengabdi kepada-Mu.
Ya Allah, datangkanlah kekuatan pada jiwa kami dan sucikanlah oleh-Mu, wahai sebaik-baik Zat Penyuci. Engkaulah Pemimpin dan Penolongnya.
Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah kenyang dan dari doa yang tidak terkabulkan. Amin!
Semoga Allah SWT mencurahkan shalawat, salam dan berkah-Nya kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya juga kepada orang – orang yang mengikuti mereka dengan iman dan ihsan.
hingga hari kiamat nanti. Walhamdulillahi rabbil’alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar