Abu Bakar menjawab, "Aku terlalu lapar sehingga aku lupa bertanya. Terangkanlah kepada aku di mana kamu mendapat makanan ini ?"
Hamba menjawab, "Sebelum aku memeluk Islam, aku menjadi tukang tilik. Orang-orang yang aku tilik nasibnya kadang-kadang tidak boleh membayar uang kepadaku. Mereka berjanji membayarnya apabila saja memperolehi. Aku berjumpa dengan mereka hari ini. Merekalah yang memberikan aku makanan ini."
Mendengar kata-kata hambanya, Abu Bakar memekik, "Ah! Nyaris-nyaris kau bunuh aku."
Kemudian dia coba mengeluarkan makanan yang telah ditelannya. Ada orang yang mencadangkan supaya dia mengisi perutnya dengan air dan kemudian memuntahkan makanan yang ditelannya tadi.
Cadangan ini diterima dan dilaksanakannya sehingga makanan itu dimuntahkan keluar.
Kata seorang pemerhati, "Semoga Allah mencucuri rahmat ke atasmu. Kamu telah bersusah-payah karena makanan yang sedikit."
"Aku sudah pasti memaksanya keluar walaupun dengan berbuat demikian aku mungkin kehilangan jiwaku sendiri. Aku mendengar Nabi berkata, "Badan yang tumbuh subur dengan makanan haram akan merasai api neraka. Oleh kerana itulah maka aku memaksa makanan itu keluar takut kalau-kalau ia menyuburkan badanku."
Sumber :
Kisah Teladan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar