"Mari kita sejenak memikirkan Gunung Toba. . ."
Sebelum menjadi sebuah Danau, Toba adalah sebuah gunung berapi aktif hingga akhirnya meledak pada sekitar 840 juta tahun lalu dan kemudian membuat sebuah kaldera terbesar di dunia hingga kemudian membentuk sebuah Danau.
Diketahui bahwa begitu banyaknya materi magma yang keluar pada letusan membuat gravitasi berkurang sehingga magma terus menerus keluar ke permukaan sehingga terbentuklah Pulau Samosir. Bagi beberapa orang, Pulau Samosir ini disebut juga sebagai “tutup botol” atau “sumbat” dari Gunung Toba.
Sekitar 73.000 tahun yang lalu letusan gunung di Danau Toba membuat berhamburannya 1.000 kilometer kubik abu vulkanik dan bebatuan yang sampai mencapai atmosfir bumi hingga menutupi sinar matahari bahkan sampai bertebaran ke hampir seluruh penjuru dunia. Muntahan abu yang menyentuh atmosfir ini sampai-sampai membuat perubahan iklim di dunia.
Salah satu perubahan iklim yang terjadi adalah karena sinar matahari yang tertutup dan membuat dunia menjadi dingin dan beku seperti pada zaman es dengan suhu hingga minus 15 derajat celcius selama puluhan tahun.
Tak ada yang bisa menandingi bencana super besar ini kecuali hantaman asteroid raksasa dari luar angkasa.
Dalam hitung-hitungan seismologi, ledakan gunung di Danau Toba terjadi tiap 2.000 tahun sekali dan tahun-tahun yang sedang kita jalani sekarang ini adalah tahun “jatuh tempo” angka tersebut.
Jika gunung ini kembali meletus, dengan kedahsyatannya itu diperkirakan minimal 40% penduduk dunia akan meninggal. Kalau mau dibandingkan, letusan ini adalah sebesar 3000 kali letusan Gunung Helena dan 40 kali ledakan nuklir terbesar di dunia yang pernah terjadi di Uni Sovyet pada 1961.
Gunung ini benar-benar mampu menyisakan sedikit saja manusia yang ada di bumi ini.
Begitu dahsyatnya efek ledakan Gunung Toba ini, cukup pantaslah kalau kita boleh menyebut kiamat datangnya dari Danau Toba.
Wallahua'lam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar