Pernyataan bahwa kalau mau jilbab harus bagus dulu agamanya lahir batin adalah pernyataan yang sesat dan keliru. Sebab kewajiban berjilbab itu otomatis sudah berjalan pada saat seorang wanita mendapat haidh pertamanya, yaitu sejak masuk kondisi akil baligh. Bila harus membaguskan dulu agamanya lahir dan batin, sampai kapankah batasannya?
Padahal begitu memulai hari pertama usia balighnya, seorang wanita langsung mulai dicatat semua kesalahan dan dosanya. Dan karena menutup aurat itu hukumnya wajib secara mutlak, maka setiap hari dosa- dosanya terus menerus bertambah bila tidak menutup auratnya. Anda bisa bayangkan berapa banyak dosa seorang wanita -katakanlah misalnya yang berusia 30 tahun- padahal dia sudah mulai usia 12 tahun mulai mendapatkan haidh pertamanya. Berarti selama 18 tahun secara terus menerus dia dicatat oleh malaikat sebagai pelaku dosa besar. Dan dosa besar itu dilakukannya setiap hari.
Maka wajar bila dahulu Rasulullah SAW ketika diajak melihat ke neraka, beliau dapati isinya kebanyakan perempuan. Boleh jadi barangkali salah satu masalah utama penyebabnya adalah masalah tidak menutup auratnya. Padahal perintah menutup aurat bagi seorang wanita sudah sangat tegas, jelas dan tidak ada seorang pun yang menentangnya, kecuali orang munafik atau orang sesat. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini:
Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, …” (Qs. An-Nuur: 31)
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Al-Ahzab: 59)
Memang seharusnya bila sudah menutup aurat, perilaku dan akhlak seorang wanita harus sesuai dengan ajaran Islam. Dan semua itu pasti membutuhkan proses yang wajar. Tapi janganlah proses itu dijadikan syarat untuk kewajiban menutup aurat. Jangan sampai ada orang yang beranggapan bahwa memakai jilbab itu tidak wajib kecuali bila akhlaknya sudah baik. Atau bila sudah baik agamanya lahir batin. Sebenarnya hal seperti ini adalah sebuah upaya untuk lari dari kewajiban. Sebab bila menggunakan logika demikian, nanti bakalannya semua kewajiban agama menjadi tidak perlu dikerjakan bila keagamaan seseorang belum baik lahir batin.
Salah satu contohnya adalah ibadah shalat yang wajib. Bukankah shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar? Lalu ada orang sesat akan berkata, kalau belum bisa meninggalkan perbuatan keji dan mungkar, sebaiknya tidak usah shalat agar shalatnya tidak sia-sia. Tentu pemikiran seperti ini hanya datang dari syetan yang terlalu pandai untuk membengkokkan logika berpikir manusia. Yang benar adalah justru kalau tidak shalat maka agamanya semakin tidak benar. Dan justru kalau tidak pakai jilbab maka agamanya akan semakin tidak jelas.
Sumber: Ahmad Sarwat, Lc. (http://www.eramuslim.com/ks/us/54/18346,1,v.html)
Jilbab Yang Salah Karena Terpengaruh Mode
Sayangnya sekarang ini kaum wanita memakai jilbab, hanya karena ikut-ikutan saja. Mereka tidak mengerti mengapa harus memakai jilbab dan tata cara memamakai jilbab yang betul. Bagi mereka, memakai jilbab hanyalah sekedar menutup kepala saja. Tidak lebih dari itu.
Sekarang ini memang lagi model memasukkan jilbab ke dalam baju. Katanya sih ingin mengikuti gaya artis yang berjilbab. Akibatnya tudung yang seharusnya menutup kepala dan dada, hanya berfungsi menutup kepala saja. Sedangkan dadanya dibiarkan untuk dijadikan pameran kepada orang lain. Ibu-ibu pengajian sering memakai jilbab model begini.
Wanita-wanita yang tidak mengerti cara pakai jilbab yang benar itupun sering kali mengkombinasikan jilbab dengan baju lengan panjang yang ketat dan ditambah dengan celana jeans super ketat. Pemandangan seperti banyak dijumpai ditempat-tempat belanja. Kata mereka supaya lebih modis dan praktis.
Ada lagi yang lebih parah. Tudung yang menutup kepala sudah bagus. Tapi karena maksa pakai baju ketat dan celana jeans ketat, ketika duduk punggung belakangnya nampak. Entah model apa lagi ini. Mending tidak usah berjilbab saja.
Gadis-gadis remaja sekarang-pun merasa trendi dengan memakai jilbab dengan baju berlengan pendek. Praktis kata mereka, bisa diajak lari-lari kemana saja.
Supaya dikatakan mengikuti mode, mereka tidak segan-segan memakai jilbab gaya artis yang tidak sempurna, dengan harapan orang lain akan memuji mereka seperti artis. Coba saja lihat gambar di bawah ini. Dengan memakai celana yang ketat, lelaki mana yang tidak tergoda untuk melirik mereka. Mungkin itu yang diharapkan perempuan-perempuan di bawah ini.
Bagi wanita profesional yang bekerja di kantor-kantor, mereka memutuskan untuk memakai jilbab seperti di bawah. Dengan baju yang menunjukkan bentuk badan dan celana panjang nyaris ketat, saya jadi penasaran apakah tujuan berjilbab bisa tercapai dengan model tersebut. Apa bukan malah menarik kaum lelaki untuk makin melirik atau memelototkan matanya (salahnya kaum lelaki, jaga pandangan dong ).
Nah yang berikut ini adalah salah satu cara memakai jilbab yang benar. Tudungnya menutup kepala dan dadanya. Baju dan rok bawahannya tidak menampakkan bentuk badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar